Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Panggung Busana Anak Berkebutuhan Khusus

Sejumlah anak dengan sindrom Down memperagakan busana yang coraknya merupakan hasil karya lukis mereka. Ada pula pameran bermacam barang cendera mata.

 

27 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Anak-anak dengan sindrom Down memperagakan busana.

  • Coraknya dari hasil karya lukis anak-anak berkebutuhan khusus itu.

  • Upaya mendukung mereka agar berkembang sekaligus menghilangkan stigma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Musik ceria mengentak dan memeriahkan suasana. Sejumlah anak dengan down syndrome, didampingi satu atau dua orang dewasa, melenggang di lintasan peragaan busana. Di kiri-kanan lintasan dengan panjang sekitar 15 meter itu, para orang tua dan penonton bersorak memberikan semangat. Mereka menyorongkan telepon seluler untuk mengabadikan penampilan anak-anak yang tampil tersebut.

Ada yang tampak malu-malu, ada pula yang tampil lincah dan berekspresi layaknya model serta penuh percaya diri. Mereka berjalan bersama, berlenggak-lenggok, berhenti sejenak, dan berpose, kemudian melanjutkan berjalan lagi hingga ujung lintasan. Sore itu, Senin, 21 Maret 2022, di lantai 17 Cyber 2 Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, mereka memperagakan busana siap pakai yang sederhana untuk kegiatan sehari-hari dan busana muslim. Ada kemeja, outer, dress, dan blus.

Corak busana-busana itu merupakan hasil karya lukis anak-anak dengan sindrom Down. Salah satunya adalah lukisan karya David Chandra, yang bercorak pastel dengan dominasi warna merah jambu. Lukisan lain, karya Mirza, dipakai sebagai corak kain berwarna merah-hijau.  

Kegiatan ini diadakan Carys Cares bekerja sama dengan Yayasan Persatuan Orang Tua dan Anak dengan Down Syndrome (Potads). Adapun busana-busana yang mereka peragakan itu merupakan hasil kerja sama Carys Cares dengan Alleira Batik. “Acara ini untuk memperingati Down Syndrome Day sekaligus menggalang dana untuk Potads," ujar Carys Mihardja, pendiri dan penggerak Carys Cares, kepada Tempo melalui aplikasi pesan pada 23 Maret 2022. Hari Sindrom Down Sedunia jatuh pada Senin, 21 Maret 2022.

Peragaan busana yang dibuat dan dipamerkan oleh anak berkebutuhan khusus, di Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Maret 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Acara ini mendapat dukungan dari sejumlah tokoh publik, pengusaha, organisasi sosial, butik, dan restoran. Dana yang terkumpul akan diserahkan kepada Yayasan Potads untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dengan sindrom Down. Sejumlah tokoh publik dan pengusaha itu ikut memperagakan busana mendampingi anak-anak tersebut. Sebagian anak juga didampingi orang tua mereka. Mereka mengenakan busana berbeda-beda.

Carys Cares adalah yayasan sosial yang berjuang untuk menghilangkan stigma di masyarakat mengenai anak dan remaja berkebutuhan khusus. Carys mendirikan organisasi itu pada 2018 untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap anak-anak tersebut dengan menunjukkan hasil kreativitas mereka dalam berbagai bidang. Salah satunya melukis. Untuk mengeksplorasi bakat itu, Carys mengadakan kelas khusus bagi mereka.

Lukisan ini kemudian dijadikan berbagai macam barang, yakni berupa merchandise dan pakaian siap pakai. Misalnya, dompet, tas, syal, masker, kipas, mug, dan tumbler. Aneka merchandise ini dijual dan keuntungannya disumbangkan untuk Yayasan Potads. Nah, sore itu, selain peragaan busana, ada pameran bermacam merchandise tersebut. Aneka cendera mata itu hadir dengan motif-motif lukis abstrak serta warna yang cerah dan kontras.

Peragaan busana yang dibuat dan dipamerkan oleh anak berkebutuhan khusus pada Word Syndrome Day 2022 di Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Maret 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Siswa kelas XII dari Sekolah Pelita Harapan (SPH) Lippo Village itu mengaku tersentuh sehingga ikut membantu anak-anak penyandang sindrom Down dengan mendirikan organisasi tersebut, yang berawal ketika dia menghadiri perayaan Hari Sindrom Down pada 2018. Dalam acara tersebut, Carys bertemu dengan anak-anak berkebutuhan istimewa tersebut dan keluarganya. Ia lalu merancang program untuk menggali dan mengangkat potensi-potensi kreatif mereka.   

Penerima Diana Legacy Award 2021 ini juga mengatakan peragaan busana ini juga bertujuan untuk berbagi kebahagiaan dan menunjukkan potensi anak-anak dengan down syndrome. "Bahwa mereka juga bisa," ujarnya.

Merchandise dipamerkan pada Word Syndrome Day 2022 di Kuningan, Jakarta Selatan, 21 Maret 2022. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Anak-anak yang mengikuti peragaan busana sore itu adalah siswa sejumlah sekolah di Jakarta dan sekitarnya. Beberapa dari mereka sudah terbiasa dengan acara serupa. Seperti Balqis Widya Ningrum, siswa kelas XI SLB C Angkasa Halim. Balqis, yang didampingi kakaknya, Melani Dwi Utami, dan ibunya, Suratmi, mengatakan sangat senang mengikuti acara ini.

Melani menjelaskan adiknya sudah sering ikut kegiatan fashion show dan pernah meraih juara I. “Memang bakatnya di fashion show. Kami mendukungnya,” ujarnya. Biasanya, sang adik berlatih di sekolah dan rumah. Selain peragaan busana, Balqis aktif dalam kegiatan lain, seperti menari.

DIAN YULIASTUTI

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus