Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Abbey Road Setelah 50 Tahun Lalu

Album Abbey Road menjadi karya terbaik sekaligus karya terakhir band The Beatles. Kini, Abey Road menjadi destinasi para pemuja Beatles.

24 September 2019 | 20.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saban berkunjung ke Abbey Road, inilah tingkah polah wisatawan: menanti jalan sepi, lalu meminta juru foto memotret mereka. Aksi itu tepat di atas zebra cross dengan empat orang jalan beriringan. Persis dengan sampul Abbey Road milik The Beatles.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ritual itu masih populer. Sama halnya ketika John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr difoto saat menyeberangi jalan itu. Lalu jadi sampul album The Beatles yang monumental. Dan 50 tahun kemudian saat album itu dirilis pada 26 September 1969, wisatawan masih berpolah tingkah yang sama – bahkan milenial yang belum pernah melihat konser mereka sekalipun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertanyaan seperti; “Apakah Anda tahu Paul McCartney tinggal di tikungan? Apakah Anda tahu di mana Jimmy Page tinggal? Apakah Anda tahu di mana rumah Freddie Mercury?” ujar Channell, operator Rock Cab Tours kepada Majalah Travel and Leisure. Meskipun pertanyaan itu berulang ribuan kali, Channel dengan sabar menjawab, karena ia tahu ada bisnis di dalamnya: mengantar wisatawan ke destinasi bersejarah musik Inggris.

Masa muda Channel – untuk beberapa dekade -- dihabiskan bekerja untuk label rekaman, yang menjual kaset dan piringan hitam ke toko-toko besar seperti Tower Records, tetapi akhirnya menyerah. Lalu menjadi sopir taksi pada 2011. Ia kemudian mendapatkan lisensi untuk membuka layanan taksi Rock Cab Tours dan memimpin 26 tur. Hingga tahun ini, dia sudah melakukan lebih dari 60 tur ke destinasi sejarah musik rock Inggris.

Turis masih menyukai berfoto ala personil The Beatles saat menyeberangi Abbey Road. Foto: Visit London

Channel mengantarkan penumpangnya ke tempat-tempat yang bertalian dengan legenda musik Inggris, mulai dari jalan, resto, rumah, dan studio mereka. Ia dengan sabar menjadi pramuwisata dari rumah Freddie Mercury hingga Paul McCartney. Ia menanggapi pertanyaan para penumpangnya sesabar ia menghadapi kemacetan kota London.

Ia menikmati pekerjaannya. Saat melewati rumah Freddie Mercury di Garden Lodge Mansion, tiba-tiba lagu “Don't Stop Me Now” dengan riang bermain di kepalanya, “Musik-musik yang tiba-tiba muncul di kepalanya membuatnya kian mudah menjelaskan kerumitan dan kejeniusan permainan gitar Jimi Hendrix,” ujarnya.

Sejarah musik di London terlihat hampir di setiap sudut. Ada mural-mural di Royal Albert Hall hingga patung Amy Winehouse seukuran aslinya di Camden Market. Bahkan di klub jazz kecil seperti The Jazz Cafe di Camden, bisa dijadikan untuk menambah pengetahuan musik para penumpang Rock Cab Tours.

Lalu dapat dari mana Channel membangun Rock Cab Tours? Bermula saat ia membawa taksi dan distop Antony Robbins, seorang pemandu wisata. Saat berjalan bermil-mil Robins banyak bercerita tentang John Lennon pernah menjaga toilet umum. Robins bercerita penuh semangat layaknya rockstar di atas panggung.

Channel salah satu pionir tur ke tempat musisi legendaris Inggris dengan taksi Rock Cab Tours. Foto: Visit London

“Lalu sesampai di rumah saya mendengar lagu The Beatles "Here Comes the Sun", dari situlah lahir pemikiran memanfaatkan Abey Road untuk menarik wisatawan,” ujarnya. Setelah 50 tahun berlalu, Channel turut berjasa membuat Abbey Road tak berubah, tetap digandrungi pecinta musik dari masa ke masa.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus