Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wisata Kreatif Jakarta, sebuah komunitas tur jalan kaki, menggelar trip napak tilas ke sejumlah tempat bersejarah Asian Games. Tur ini digelar pada 23 hingga 26 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo mengikuti tur komunitas yang digagas oleh Ira Lathief itu pada Kamis, 23 Agustus sore. Tur yang dipandu langsung oleh Ira diadakan untuk mengenang ikon-ikon di Jakarta yang dibangun saat pelaksanaan Asian Games 1962 lalu. Memang, ini bukan kali pertama Jakarta dinobatkan sebagai kota tuan rumah penyelenggara kompetisi olahraga akbar di Asia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, mengatakan Indonesia, khususnya Jakarta, pernah gegap-gempita menyambut pergelaran yang sama pada 56 tahun lalu. Kala itu, Presiden Sukarno alias Bung Karno menginisiasi sejumlah proyek pembangunan untuk menyambut Asian Games.
Ikon-ikon sejarah pun berdiri meski perekonomian Indonesia saat itu belum stabil pasca-merdeka. Setidaknya ada enam bangunan bersejarah yang diulas dalam tur. Berikut ini tempat-tempat tersebut.
1. Sarinah
Pusat perbelanjaan Sarinah menjadi salah satu lokasi yang bersejarah saat Asian Games 1962. Waktu itu, Sarinah memang belum berdiri. Namun rancangannya telah ada berbarengan dengan pembangunan sejumlah proyek untuk memodernisasi Jakarta. “Peletakan baru pertama Sarinah waktu itu tak berjauhan waktunya dengan Asian Games,” kata Ira.
Sewaktu Asian Games pun Sukarno memiliki rancangan bahwa Sarinah dan MH Thamrin akan menjadi pusat ekonomi-bisnis. Sarinah diambil dari nama pengasuh Sukarno. Mal itu menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan yang dikelola pemerintah.
2. Monumen Selamat DatangTugu Selamat Datang di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah
Monumen perunggu karya pematung Edhi Sunarso ini dibangun khusus untuk menyambut atlet Asian Games. Desainernya adalah arsitek ternama, Frederich Silaban. Patung tersebut menghadap ke utara, yakni ke arah Bandara Kemayoran, yakni lokasi datangnya para tamu-tamu negara.
3. Hotel Indonesia
Hotel Indonesia adalah hotel bintang lima pertama di Asia Tenggara. Hotel ini dibangun khusus untuk Asian Games guna menampung para atlet dan delegasi negara. Hotel itu diresmikan sepekan sebelum Asian Games berlangsung.
Hotel Indonesia memiliki lift pertama di Indonesia yang sempat membikin heboh warga Tanah Air. Biaya per malam untuk menginap di hotel ini pada waktu itu berkisar Rp 2.500. Sedangkan rata-rata pendapatan UMP kala itu Rp 800.
4. Lingkar Susun Semanggi
Jalan yang filosofinya diambil dari daun semanggi ini dibangun Sukarno untuk mengantisipasi kemacetan menjelang Asian Games. Dinamakan Semanggi pun lantaran dulunya di tempat itu banyak tumbuh pohon semanggi.
Kawasan Semanggi kemdian dikembangkan Basuki Tjahaja Purnama yang kala itu menjadi Gubernur DKI Jakarta, yakni pada 2016, untuk menyambut Asian Games 2018. Basuki alias Ahok merancang lingkar susun Semanggi dengan pembiayaan dari swasta. Proyek itu pernah diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo sebagai proyek pioner yang tidak membebani pemerintah.
5. Gelora Bung Karno
Alias GBK adalah venue Asian Games. Stadion ini saat pertama kali berdiri menjadi stadion terbesar se-Asia Tenggara. Sukarno mengacu pada pembangunan salah satu stadion di Rusia yang membuatnya terkesan saat negara itu dipimpin oleh Nikita Khrushchev. Sukarno pun mendapat pinjaman dana dari Khrushchev untuk membangun GBK tersebut. Dalam bukunya, Khrushchev menyebut, GBK adalah stadion yang sangat merepresentasikan Sukarno.
6. TVRI
Televisi Republik Indonesia ini menjadi televisi pertama milik pemerintah. TVRI dibangun menjelang Asian Games. Siaran pertamanya pun pada 24 Agustus 1962, tepat saat Asian Games berlangsung. Saat diumumkan akan siaran pertama kali, warga Jakarta khususnya beramai-ramai membeli televisi. Mereka menyebutnya TV Cawang karena diproduksi di kawasan Cawang. TVRI berkembang dengan tayangannya, Dunia Dalam Berita.