Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tur Mengenang 6 Lokasi Bersejarah Asian Games 1962 di Jakarta

Wisata Kreatif Jakarta, sebuah komunitas tur jalan kaki, menggelar trip napak tilas ke tempat bersejarah Asian Games 1962, pada 23-26 Agustus.

24 Agustus 2018 | 08.07 WIB

Peserta tur Wisata Kreatif Jakarta mengunjungi Gelora Bung Karno di Senayan, Agustus 2018. Tempo/Francisca CHristy Rosana
Perbesar
Peserta tur Wisata Kreatif Jakarta mengunjungi Gelora Bung Karno di Senayan, Agustus 2018. Tempo/Francisca CHristy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata Kreatif Jakarta, sebuah komunitas tur jalan kaki, menggelar trip napak tilas ke sejumlah tempat bersejarah Asian Games. Tur ini digelar pada 23 hingga 26 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo mengikuti tur komunitas yang digagas oleh Ira Lathief itu pada Kamis, 23 Agustus sore. Tur yang dipandu langsung oleh Ira diadakan untuk mengenang ikon-ikon di Jakarta yang dibangun saat pelaksanaan Asian Games 1962 lalu. Memang, ini bukan kali pertama Jakarta dinobatkan sebagai kota tuan rumah penyelenggara kompetisi olahraga akbar di Asia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, mengatakan Indonesia, khususnya Jakarta, pernah gegap-gempita menyambut pergelaran yang sama pada 56 tahun lalu. Kala itu, Presiden Sukarno alias Bung Karno menginisiasi sejumlah proyek pembangunan untuk menyambut Asian Games.

Ikon-ikon sejarah pun berdiri meski perekonomian Indonesia saat itu belum stabil pasca-merdeka. Setidaknya ada enam bangunan bersejarah yang diulas dalam tur. Berikut ini tempat-tempat tersebut.

1. Sarinah

Pusat perbelanjaan Sarinah menjadi salah satu lokasi yang bersejarah saat Asian Games 1962. Waktu itu, Sarinah memang belum berdiri. Namun rancangannya telah ada berbarengan dengan pembangunan sejumlah proyek untuk memodernisasi Jakarta. “Peletakan baru pertama Sarinah waktu itu tak berjauhan waktunya dengan Asian Games,” kata Ira.

Sewaktu Asian Games pun Sukarno memiliki rancangan bahwa Sarinah dan MH Thamrin akan menjadi pusat ekonomi-bisnis. Sarinah diambil dari nama pengasuh Sukarno. Mal itu menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan yang dikelola pemerintah.

2. Monumen Selamat DatangTugu Selamat Datang di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah

Monumen perunggu karya pematung Edhi Sunarso ini dibangun khusus untuk menyambut atlet Asian Games. Desainernya adalah arsitek ternama, Frederich Silaban. Patung tersebut menghadap ke utara, yakni ke arah Bandara Kemayoran, yakni lokasi datangnya para tamu-tamu negara.

3. Hotel Indonesia

Hotel Indonesia adalah hotel bintang lima pertama di Asia Tenggara. Hotel ini dibangun khusus untuk Asian Games guna menampung para atlet dan delegasi negara. Hotel itu diresmikan sepekan sebelum Asian Games berlangsung.

Hotel Indonesia memiliki lift pertama di Indonesia yang sempat membikin heboh warga Tanah Air. Biaya per malam untuk menginap di hotel ini pada waktu itu berkisar Rp 2.500. Sedangkan rata-rata pendapatan UMP kala itu Rp 800.

4. Lingkar Susun Semanggi

Jalan yang filosofinya diambil dari daun semanggi ini dibangun Sukarno untuk mengantisipasi kemacetan menjelang Asian Games. Dinamakan Semanggi pun lantaran dulunya di tempat itu banyak tumbuh pohon semanggi. 

Kawasan Semanggi kemdian dikembangkan Basuki Tjahaja Purnama yang kala itu menjadi Gubernur DKI Jakarta, yakni pada 2016, untuk menyambut Asian Games 2018. Basuki alias Ahok merancang lingkar susun Semanggi dengan pembiayaan dari swasta. Proyek itu pernah diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo sebagai proyek pioner yang tidak membebani pemerintah.

5. Gelora Bung Karno

Alias GBK adalah venue Asian Games. Stadion ini saat pertama kali berdiri menjadi stadion terbesar se-Asia Tenggara. Sukarno mengacu pada pembangunan salah satu stadion di Rusia yang membuatnya terkesan saat negara itu dipimpin oleh Nikita Khrushchev. Sukarno pun mendapat pinjaman dana dari Khrushchev untuk membangun GBK tersebut. Dalam bukunya, Khrushchev menyebut, GBK adalah stadion yang sangat merepresentasikan Sukarno.

6. TVRI

Televisi Republik Indonesia ini menjadi televisi pertama milik pemerintah. TVRI dibangun menjelang Asian Games. Siaran pertamanya pun pada 24 Agustus 1962, tepat saat Asian Games berlangsung. Saat diumumkan akan siaran pertama kali, warga Jakarta khususnya beramai-ramai membeli televisi. Mereka menyebutnya TV Cawang karena diproduksi di kawasan Cawang. TVRI berkembang dengan tayangannya, Dunia Dalam Berita.

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus