Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengatakan keberadaan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) perlu diperkuat dan diupayakan menjadi lembaga permanen yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Mengingat, saat ini BRGM adalah badan ad hoc. Hal itu ia sampaikan setelah mengunjungi kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, dengan status yang lebih stabil, BRGM dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam program restorasi gambut dan mangrove, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemimpin global dalam upaya pelestarian lingkungan. Inisiatif ini tidak hanya penting bagi keberlanjutan ekosistem lokal tetapi juga membawa dampak positif bagi upaya global dalam menghadapi krisis iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, keberadaan BRGM menjadi salah satu langkah strategis dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove dan gambut di Indonesia. Mangrove, selain memiliki nilai ekologis yang tinggi, juga menyimpan potensi ekonomi yang setara dengan sumber daya tambang. Kemampuannya dalam menyerap karbon menjadikannya elemen penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Daniel Johan pun menyoroti pentingnya peran BRGM dalam upaya konservasi dan restorasi mangrove. Menurutnya, rehabilitasi mangrove di Indonesia kini menjadi sorotan dunia. Daniel menekankan bahwa pelestarian mangrove tidak hanya berorientasi pada perlindungan lingkungan, tetapi juga harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
Program-program yang mendorong keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan mangrove secara berkelanjutan dapat menjadi sumber pendapatan baru. Dengan pendekatan ini, masyarakat dapat merasakan manfaat ekonomi dari keberadaan ekosistem mangrove sekaligus menjaga kelestariannya.
Kepala BRGM, Hartono mengatakan, pelaksanaan rehabilitasi mangrove oleh BRGM dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove berjalan secara keberlanjutan. “Ini merupakan aksi nyata, untuk mendukung masyarakat tingkat tapak khususnya yang tinggal di kawasan gambut dan mangrove agar peduli, dan berpartisipasi aktif dalam pemulihan lingkungan hidup. Melalui restorasi gambut dan mangrove kawasan terlindungi, kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” ujanrya.
Adapun sejak 2016, BRGM telah berhasil melaksanakan restorasi gambut seluas 1,6 juta hektar yang tersebar di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua lebih dari target yang ditentukan pemerintah sesuai dengan Perpres 120 Tahun 2020.
Sedangkan untuk mangrove, BRGM telah melaksanakan rehabilitasi mangrove seluas lebih dari 40 ribu hektar dari tahun 2020 hingga saat ini. BRGM optimis untuk menyelesaikan target rehabilitasi mangrove melalui program Mangrove for Coastal Resillience (M4CR) dengan dukungan dari Bank Dunia seluas 75 ribu hektar di 4 provinsi prioritas Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. (*)