Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina melonggarkan aturan soal jam kerja setelah merebaknya virus corona. Keputusan ini membuat aktivitas bisnis di Negeri Tirai Bambu itu mulai menggeliat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin, 10 Februari 2020, sejumlah pekerja mulai bekerja ke kantor dan pabrik-pabrik di sekitar Cina mulai beraktifitas. Virus corona yang mematikan telah menewaskan lebih dari 900 orang, dimana jumlah terbesar ada di Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari reuters.com, sejumlah commuter (kereta) mulai terlihat beroperasi pada jam-jam sibuk di salah satu subway tersibuk di Ibu Kota Beijing. Semua penumpang dalam commuter menggunakan masker atau penutup wajah.
Jin Yang, karyawan di Bursa Efek Cina, mengayuh sepeda ke tempat kerja, bukan menggunakan transportasi publik. Semua karyawan diminta menggunakan masker, menghindari pertemuan tatap muka dan kantin masih ditutup.
Seorang karyawan di sebuah perusahaan asuransi dengan nama marga Chen, menceritakan memilih menghindari transportasi publik untuk pergi ke kantor.
“Saya biasanya naik subway (kereta), tapi pagi ini saya harus mengeluarkan uang 200 yuan untuk naik taksi,” kata Chen.
Provinsi Hubei, Cina, masih terisolasi, setelah wilayah itu menjadi tempat penyebaran pertama virus corona di Cina. Stasiun kereta dan bandara di Hubei masih ditutup, begitu pula jalan-jalan utama di sana.
Cina adalah negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Libur Imlek yang diperpanjang telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya gangguan suplai barang-barang di dunia. Bank sentral Cina sudah mengambil langkah – langkah untuk mendukung perekonomian Cina, diantaranya mengurangi suku bunga. Pada Senin, 10 Februari 2020, Bank Sentral Cina akan memberikan dana khusus pada bank-bank agar bisa memberikan pinjaman pada pelaku usaha dalam memberantas virus corona.
Perusahaan asal Taiwan, Foxconn mengaku telah menerima persetujuan dari Pemerintah Cina untuk melanjutkan proses produksi di pabrik utama mereka di wilayah utara Kota Zhengzhou, Cina. Sedangkan Pemerintah Kota Shenzhen telah menolak permintaan sebuah perusahaan agar mereka diizinkan melanjutkan produksi di pabrik mereka di sana.
Produsen mobil yakni Telsa, Daimler dan Ford Motor mengatakan akan mulai proses produksi di pabrik-pabrik mereka per Senin, 10 Februari 2020 setelah sempat terhenti karena libur Imlek dan penyebaran virus corona. Sedangkan Tencent Holdings sudah meminta para staf untuk bekerja dari rumah sampai 21 Februari 2020.