Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung gagal ke semifinal BWF World Tour Finals usai kalah menghadapi pemain tuan rumah Wang Zhi Yi di laga ketiga penyisihan Grup B dengan skor 8-21, 16-21, Jumat, 13 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bermain di lapangan 1 Hangzhou Olympic Sports Centre Gymnasium, Cina, Gregoria langsung tertinggal enam poin di awal pertandingan. Sempat berhasil mendapatkan tiga angka beruntun, Wang kembali memperlebar jarak nilai dengan empat poin berurutan yang didapat sebelum jeda interval.
Ketika pertandingan dilanjutkan kembali, Gregoria hanya bisa mencuri satu poin. Wang kembali memegang kendali permainan. Pemain Cina tersebut bisa mendapatkan tujun poin sekaligus untuk memastikan kemenangan di game pertama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di game kedua, Gregoria berusaha bangkit. Dia berupaya mengimbangi permainan lawan setelah kehilangan lima poin di awal. Tercatat, pebulu tangkis Indonesia berusia 25 tahun itu mampu mendapatkan tiga poin dalam dua kali sebelum interval.
Namun, ketika pertarungan dilanjutkan kembali, Wang tak terbendung lagi. Perolehan nilainya melesat dan akhirnya menyudahi perjuangan Gregoria. Dia menutup game kedua pada menit ke-37 dengan skor 21-16.
Terlepas dari kegagalannya menembus semifinal BWF World Tour Finals 2024, Gregoria mengatakan 2024 secara keseluruhan bukan tahun yang buruk baginya. Menurut dia, dinamika tentu dirasakan para pemain. Ia menuturkan, bisa saja dirinya bermain sangat bagus di minggu tertentu dan belum tentu bisa bermain maksimal ke depannya, dan itu catatan tersendiri.
“Berkaca lagi tentang apa yang sudah saya dapat, akhirnya tahun ini selesai. Saya sebenarnya berharap lebih dari ini secara performa, jadi cukup kecewa dengan penampilan dan hasilnya. Ini catatan baik untuk saya untuk terus belajar dan belajar lagi,” kata Gregoria seperti dilansir dari PBSI.
Salah satu hal yang benar-benar dipelajari Gregoria, bagaimana dirinya mencontoh banyak pemain untuk tidak menyerah begitu saja ketika ada dalam situasi sulit. Ia mengaku beberapa kali juga berhasil melakukannya.
“Tahun ini setelah berhasil mendapat medali perunggu di Olimpiade, saya sadar atensi publik meningkat kepada saya. Ini tidak lantas membuat saya menjadi puas atau menjadi santai, malah dengan itu memacu saya untuk mendapat gelar yang lebih lagi,” ucapnya.
Di luar itu, kata dia, tahun ini dia ingin memberikan kredit untuk sektor tunggal putri, yang sangat bagus. Dari level turnamen International Challenge sampai level atas selalu bisa kasih spot di semifinal atau final. Hal itu membuat dia bangga, mengingat dulu tunggal putri kualitas pemainnya tak merata.
“Jangankan untuk banyak pemain merata, bahkan untuk sekadar satu pemain pun sulit. Sekarang saya bisa melihat perkembangannya, melihat persaingan sehat di dalam dan dengan talenta-talenta yang mereka miliki dan usia yang masih muda, saya percaya masa depan tunggal putri bakal cerah di tahun-tahun mendatang,” kata Gregoria.
Pilihan Editor: Gagal Maju ke Semifinal BWF World Tour Finals 2024, Dejan / Gloria: Kami sudah Mencoba yang Terbaik