Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usia tidak menghentikan semangat pebulu tangkis ganda putra Hendra Setiawan. Tepat di usia ke-35 tahun, Hendra berhasil merebut gelar juara dunia di Kejuaraan Dunia Badminton 2019 di Basel, Swiss.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara pribadi, pemain kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, 25 Agustus 1984 itu sudah meraih empat gelar juara dunia. Gelar pertamanya diraih bersama Markis Kido pada 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara bersama Mohammad Ahsan sudah tiga kali gelar juara dunia mereka raih, yakni pada 2013 di Cina, 2015 di Jakarta, dan 2019 di Swiss. “Saya nggak menyangka di tahun 2019 bisa jadi juara di All England dan Juara Dunia," kata Hendra mengutip Badminton Indonesia, Senin, 26 Agustus 2019.
Hendra berharap medali emas yang diraihnya kali ini bisa memberi motivasi untuk laga berikutnya. Hasil itu bisa jadi modal bagus bagi keduanya untuk merebut tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.
Kemenangan di Kejuaraan Dunia kali ini terbilang spesial. Sebab keduanya tidak masuk dalam skuad utama Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). Terhitung sejak 2019 Hendra - Ahsan tidak masuk dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI.
Dengan kata lain, keduanya merupakan pemain profesional. Meski demikian, Hendra/Ahsan tetap berlatih bersama para pemain Pelatnas, seperti Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, di Cipayung, Jakarta.
Lebih lanjut, Ahsan menyatakan tidak pernah memikirkan gelar juara setiap kali tampil di sebuah turnamen. Ia bersama Hendra mencoba untuk bersaing hingga level tertinggi. "Yang penting datang ke sini (Kejuaraan Dunia Badminton) kami mau fight, kami mau berjuang. Hasilnya kan kami nggak tahu juga," ucap Ahsan.
BADMINTON INDONESIA