Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -- Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amelia Anggraini mengatakan, mutasi dan rotasi terhadap 300 perwira tinggi TNI mampu memperkuat fondasi pertahanan negara. Amelia menilai, mutasi tersebut menjadi langkah strategis TNI dalam membangun fondasi pertahanan negara. " Kami melihat ini hal yang wajar,” kata Amelia dalam keterangan tertulis pada Rabu, 11 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mutasi besar-besaran dilakukan di ketiga matra, yakni Angkatan Darat, Laut, dan Udara. Legislator Partai NasDem itu mengatakan, penempatan ratusan perwira TNI dalam jabatan strategis merupakan hal positif yang dipertimbangkan secara matang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amelia mengatakan, mutasi dan rotasi perwira tinggi TNI juga bentuk penyesuaian terhadap sejumlah program strategis pemerintah di bidang pertahanan. TNI, dia melanjutkan, juga memerlukan langkah adaptif dalam merespons situasi global, terutama kondisi dan tantangan keamanan. "Selain menghadapi dinamika global, persoalan kawasan seperti Laut Cina Selatan, perbatasan darat dan laut, serta potensi keamanan lainnya menjadi tantangan yang dihadapi TNI di masa depan,” tutur Amelia.
Di sisi lain, penugasan perwira TNI di luar institusi sebagai upaya memperkuat kementerian atau lembaga. Orientasinya, kata Amelia, ada pada profesionalisme, integritas, dan akuntabilitas.
“Selama undang-undang memperbolehkan dan kehadiran personel TNI dibutuhkan oleh kementerian atau lembaga, itu tidak masalah," ujar dia. "Asalkan tetap menjunjung nilai profesionalisme, integritas, dan akuntabilitas."
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sebelumnya memutasi 300 perwira tinggi militer TNI. Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1545/XII/2024 tertanggal 6 Desember 2024.
Mutasi dilakukan kepada perwira tinggi TNI yang berdinas di lingkup TNI, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Sandi dan Siber Nasional (BSSN), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), kementerian, dan Universitas Pertahanan (Unhan). “Terdiri dari 143 perwira tinggi TNI AD, 92 perwira tinggi TNI AL, dan 65 perwira tinggi TNI AU,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal TNI Hariyanto dalam keterangannya pada Selasa, 10 Desember 2024.
Dalam surat keputusan Panglima TNI itu, perwira tinggi TNI menempati sejumlah jabatan strategis. Mulai dari Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), hingga Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: