Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan rumah-rumah di Indonesia kebanyakan belum dirancang untuk tahan gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Padahal Indonesia rawan bencana, termasuk gempa. Tidak perlu takut, tetapi kita harus siap menghadapi bencana," kata Sutopo dihubungi di Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sutopo mengatakan beberapa upaya untuk bersiap menghadapi gempa adalah dengan membangun rumah yang dirancang tahan gempa, mempelajari cara-cara menyelamatkan diri dan melakukan latihan secara rutin.
Ia mencontohkan gempa yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang mengakibatkan banyak rumah rusak dan hancur. Korban di Kota Mataram relatif lebih sedikit karena bangunannya relatif lebih tahan gempa.
"Padahal, kekuatan yang dirasakan di Mataram dengan Kabupaten Lombok Utara sama, tetapi korban lebih sedikit karena sudah menggunakan konstruksi yang lebih tahan gempa," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, selain belum membangun rumah yang tahan gempa, masyarakat Indonesia masih lemah dalam menyelamatkan diri karena tidak pernah melakukan latihan secara rutin. "Bagaimana bisa selamat kalau tidak tahu cara menyelamatkan diri karena tidak pernah latihan," ujarnya.
Karena itu, kata Sutopo, belajar dari pengalaman beberapa kejadian gempa, ia menilai hal itu seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah agar membuat aturan supaya bangunan-bangunan di wilayahnya dibuat tahan gempa. "Keterbatasan pasti ada, misalnya pemahaman tukang bangunan yang terbatas. Karena itu perlu diadakan pelatihan-pelatihan bagi tukang. Semua pedomannya sudah ada dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," kata dia.