Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kesediaannya menjadi dewan penasihat tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Kalla me-ngatakan telah mendengar informasi mengenai rencana memasukkan dirinya ke tim pemenangan tersebut sebelumnya. "Saya mendengar, tapi saya belum diberi pemberitahuan resmi," ujarnya kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalla memastikan siap memberikan pandangan-pandangan kepada tim pemenangan. Meski demikian, ia masih enggan memberikan keterangan perihal pandangan apa saja yang akan diberikan dalam tim Jokowi-Ma’ruf Amin. "Ya, nanti kita lihat," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Kalla diproyeksikan akan masuk tim Jokowi-Ma’ruf Amin setelah ia batal menjadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi. Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Lodewijk Friedrich Paulus, mengatakan partainya mengusulkan Kalla menjadi ketua tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Salah satu pertimbangan, Kalla memiliki kedekatan de-ngan Jokowi. "Beliau itu kan sudah berpengalaman, tahu persis soal Pak Jokowi," ucapnya. Namun Kalla menolaknya.
Juru bicara wakil presiden, Husain Abdullah, mengatakan Kalla tidak bersedia menjadi ketua tim karena ingin tetap fokus menyelesaikan masa jabatannya sebagai wakil presiden. Menurut Husain, Kalla memiliki pertim-bangan lebih luas dan mengedepankan kepen-tingan bangsa.
Kalla memilih tetap konsisten melaksanakan pemerintahan hingga akhir masa pemerintahan Jokowi-Kalla tanpa harus terlibat dalam kegiatan pemilihan calon presiden dan wakil presiden. Ia menilai, dengan tidak menjadi ketua tim, pemerintahan akan tetap berjalan baik, terutama saat Presiden Jokowi cuti kampanye. "Pak JK memilih jadi ‘penjaga gawang’ saja," kata Husain.
Wakil Sekretaris Jende-ral Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, mengatakan Kalla merupakan figur yang pas sebagai dewan penasihat tim pemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf. Sebab, Kalla relatif bisa diterima oleh semua partai anggota koalisi pengusung Jokowi sehingga bisa menjadi figur pemersatu di koalisi. Meski begitu, pemilihan ketua dewan penasihat akan diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi. "Syukur-syukur kalau dari Golkar, kami akan berterima kasih," kata Sarmuji.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik masuknya Kalla menjadi bagian dari tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf. Menurut dia, saat Presiden Joko Widodo maju kembali sebagai calon presiden, peran Kalla sebagai wakil presiden untuk mengurus pemerintahan makin dibutuhkan. Ia khawatir keterlibatan Kalla dalam tim pemenangan bakal menyebabkan kinerjanya terganggu. "Rakyat makin tidak ada yang mengurus," kata Fadli. FRISKI RIANA | SYAFIUL HADI | BUDIARTI UTAMI PUTRI | DANANG FIRMANTO
Ketua Umum Terlibat Tim Pemenangan Koalisi Prabowo
Koalisi partai pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno sedang menyusun tim pemenangan dalam pemilihan presiden 2019. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan struktur tim pemenangan telah rampung. Namun belum ada nama yang menempati struktur itu. "Masih harus mendapat persetujuan," kata Muzani di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, kemarin.
Muzani menjelaskan, tim pemenangan Prabowo-Sandiaga akan terdiri atas struktur yang ramping dan sedang. Struktur tim ramping inilah yang akan melakukan kerja harian dan kerja teknis. Namun tak semua nama dalam struktur ramping ini tercantum dalam nama tim pemenangan yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum.
Muzani mengatakan ketua umum akan masuk struktur tim pemenangan. Mereka adalah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman. "Mereka sangat penting dalam penentuan kebijakan partai politik," ujar Muzani.
Direktur Pencapresan PKS, Suhud Aliyudin, mengatakan partainya menyodorkan dua nama untuk menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Sandiaga. Mereka adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKS Mardani Ali Sera dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Ahmad Heryawan, menurut dia, berpengalaman memenangi pemilihan Gubernur Jawa Barat dua periode. "Mardani memiliki pengalaman sukses memenangkan Anies-Sandi di Jakarta," ujarnya. ARKHELAUS W. | BUDIARTI UTAMI PUTRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo