Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengecam kerusuhan 22 Mei yang digelar Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat. Menurut dia, seluruh pihak harus berbesar hati menerima hasil rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum. "Ini sifat negarawan yang harus kita tunjukkan, kepentingan utama negara, keutuhan negara. Jangan kepentingan kelompok, jangan apa-apa sesaat tapi keberlangsungan keutuhan negara," ujar dia di Kantor PBNU, Jalan Salemba, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Mei 2019.
Dia meminta masyarakat melihat dan belajar dari perpecahan dan kerusuhan yang terjadi Afghanistan dan Timur Tengah. "(Selama) 40 tahun Afghanistan perang saudara, padahal 100 persen beragama Islam."
Baca juga: Kerusuhan 22 Mei, Wiranto: Kami Sudah Tahu Dalang Aksi Tersebut
Di Timur Tengah, kata Said, sudah 1,5 juta orang mati di Irak, Yaman, Libya, Suriah apalagi. Apa kita model begitu. "Naudzubillah."
Menurut Said, rakyat Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa umat islam Indonesia paham berdemokrasi, paham bernegara. "Ngerti bernegara oleh karena itu kepentingan kelompok mari dilebur menjadi kepentingan bersama," kata dia mengingatkan sehubungan dengan kerusuhan 22 Mei di Jakarta.
Baca juga: Ikut Aksi 22 Mei, FPI Diberi Pesan soal Jihad oleh Quraish Shihab
Ia mengatakan jika mengidolakan Nabi Muhammad seharusnya menjadi umat yang menjunjung tinggi perdamaian, mengajak keharmonisan satu sama lain, maka hormatilah kesucian dan kemuliaan bulan suci Ramadan, "Syahrul Quran, bulan Alquran, bulan rohmah, bulan syafaat, bulan syafaat berkah. Jangan dikotori dengan tindakan yang merusak, atau mengganggu."
Kalau di pesantren Nahdatul, kata Said Aqil, memberikan contoh bahwa para santri berlomba-lomba menghatamkan kitab. Menurut dia, kiai dengan santrinya di bulan Ramadan menjadikan kesempatan yang baik untuk mendalami, mengembangkan, memperluas, dan mengembangkan agama. "Eh di Jakarta ribut. Alhamdulillah Pesantren tidak terkontaminasi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini