Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kisah Orlando Ferarri, Peraih IPK 4 di UGM yang Dapat Medali di Olimpiade Matematika

Simak kisah Olrando semasa berkuliah di UGM.

27 Februari 2025 | 09.30 WIB

Orlando Ferrari (kiri) memgikuti upcara wisuda  program Sarjana dan Sarjana Terapan di di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, 26 Februari 2025. ugm.ac.id
Perbesar
Orlando Ferrari (kiri) memgikuti upcara wisuda program Sarjana dan Sarjana Terapan di di Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, 26 Februari 2025. ugm.ac.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Orlando Ferarri, salah satu mahasiswa prodi Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja diwisuda di Grha Sabha Pramana UGM pada Rabu, 26 Februari 2025. Ia termasuk dalam jajaran wisudawan program sarjana dan sarjana terapan dari total 1.408 mahasiswa yang diwisuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dia lulus dalam waktu 3,5 tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi 4.00. Padahal rata-rata IPK untuk lulusan program sarjana yang satu periode dengan Orlando hanya 3,54.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pria yang berasal dari Kalimantan Tengah ini juga aktif berorganisasi selama berkuliah di UGM. “Saya masuk ke UGM tidak lewat jalur prestasi. Malah ditolak saat itu. Dapatnya waktu itu SBMPTN dan alhamdulillah dapat di prodi Matematika,” kata dia dikutip dari situs UGM pada Kamis, 27 Februari 2025.

Apa yang diraih tentu tak berjalan dengan mulus. Pada 2021, Orlando mengatakan menerima cobaan karena sang ayah berpulang. Ia mengaku sempat menyimpan rasa sedih yang begitu dalam. "Sebenarnya ayah saya yang paling ingin saya kuliah di UGM. Bahkan bisa S2 di sini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia memilih tak patah arang, kesedihannya sebisa mungkin dilepas agar tidak berlarut-larut dengan mengikuti aktivitas organisasi yang ada di kampus. Di semester keduanya, ia mendaftar masuk Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika). Ia juga mengikuti seleksi olimpiade matematika, ON MIPA-PT (Olimpiade Nasional Matematika dan IPA) dan saat itu ia lolos seleksi sebagai salah satu dari 5 perwakilan kampus ikut kompetisi bidang matematika, biologi, fisika, kimia.

“Saya nekat waktu itu. Sambil kuliah saya bagi waktu ikut Olimpiade. Akhirnya dapat medali perunggu di ONMIPA-PT 2022,” katanya.

Setahun berselang, ia mengikuti kompetisi ON MIPA-PT di bandung dalam mendapat medali emas sehingga bisa mewakili Indonesia di International Mathematic Championship di tahun 2023 di Bulgaria. Orlando berhasil meraih medali perak di olimpiade tersebut.

Setelah merai gelar sarjana, Orlando masih bersemangat untuk melanjutkan pendidikan megister. Sambil menunggu proses pendaftaran, ia akan melanjutkan pekerjaan sampingannya sebagai pengajar bagi peserta olimpiade yang telah ia jalani sejak kuliah.

“Saya sekarang freelance seperti mengajar olimpiade. Mengisi waktu aja sih. Tapi mesti buat persiapan studi lanjut,” ujar dia.

Orlando berpesan kepada calon mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan agar tidak merasa minder atau kehilangan semangat jika tidak lolos dalam salah satu jalur seleksi masuk perguruan tinggi. Menurutnya, mereka harus tetap berusaha dan mengikuti proses seleksi di jalur lain.

Selain itu, ia berpesan kepada para mahasiswa yang sedang menempuh studi agar tidak merasa tertekan dengan tanggung jawab akademik mereka, baik dalam menjalani perkuliahan maupun menyelesaikan tugas dari dosen.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus