Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Melongok Lomba Debat

Lomba diskusi ilmiah mahasiswa kimia se-indonesia diselenggarakan di gedung rektorat ui, salemba, jakarta. latihan berdebat, sambil mencari kemungkinan mengembangkan penelitian kimia. (pdk)

11 Februari 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKELOMPOK mahasiswa, ada yang berjaket kuning, ada yang biru, berdebat keras, di lantai II, Gedung Rektorat UI, Salemba, Jakarta. Terkadang perdebatan diselingi pertunjukan gambar slide. Dan bukan masalah sosial atau slogan-slogan keras yang tertulis dalam gambar itu. Tapi sederetan rumus kimia. Memang, inilah Lomba Diskusi Ilmiah Mahasiswa Kimia se-lndonesia, 30 Januari sampai I Februari yang lalu. Berbeda dengan Lomba Karya Inoatif Produktif yang diselenggarakan Departemen P & K sejak 1980, lomba di UI ini memang lebih menitikberatkan penilaian pada makaiah dan ketangkasan berdebat - tentu saja bukan debat kusir. Di sini, dewan juri menilai debat itu berdasarkan unsur-unsur ketangkasan, pengetahuan, penampilan, kekompakan, kepribadian, dan bobot penyampaian. Tapi yang tampak langsung ternyata kadar debat kusir masih tinggi. Setidaknya, menurut Dr. Sumanto Imamkhasani dari Lembaga Kimia Nasional, LIPI, Bandung, "para penyanggah cenderung menyerang kelemahan pembawa makalah." Padahal, idealnya, diskusi macam ini bisa menghidupkan ide-ide yang ditawarkan pembawa makalah, kata anggota dewan juri itu. Dari UGM datang makalah dengan tema sederhana: Pemanfaatan Kulit Jeruk sebagai Zat Warna Batik. Dari percobaan dengan 200 gram jeruk kuik (Citrus Nobilis Lour) dibuktikan, zat hesperidin yang dikandung kulit jeruk itu bisa menggantikan naftol - yang selama ini dipakai dalam zat pewarna batik. Tapi memang, uji coba yang lebih akurat, di laboratorium, belum dllakukan. Toh, kelompok UGM ini mendapat hadiah pertama. Topik yang dibawakannya dan dipertahankannya secara menarik memang bisa bermanfaat. Misalnya mengurangi ketergantungan impor zat warna. "Mungkin suatu impian, andai kata di Indonesia ada pabrik pengalengan jeruk mengadakan usaha terpadu dengan pabrik zat warna yang menggunakan bahan dasar dari limbah pabrik tersebut," tulis mereka dalam makalah. Pemenang kedua, dari ITB, membahas bioteknologi, ilmu yang dewasa ini berkembang pesat bersamg dengan ilmu komputer itu merupakan penerapan biologi yang bisa membuahkan hal-hal "ajaib". Hadiah ketiga diraih kelompok UI dan Universitas Andalas, yang mengajukan topik minyak biji karet, dan peranan penelitian kimia dalam mengembangkan imdustrl. Dewan juri, yang terdiri dari lima ahli kimia dari beberapa Iembaga nonuniversitas, tak banyak berkomentar. Selain kritik dari Dr. Sumanto, ada pula kritik dari Dr. M. Ridwan dari Badan Tenaga Atom Nasional. "Mereka seperti bermain bola, topik menarik, bingung di ujung," katanya. Tapi, apa pun hasilnya, lomba ini telah disetujui untuk diadakan secara berkala.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus