Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, mengatakan tindakan Ridwan Kamil atau RK menemui mantan presiden Joko Widodo saat elektabilitasnya stagnan adalah tindakan yang blunder. Menurut dia, kunjungan RK itu layak dipertanyakan, jika bertujuan untuk mengerek elektabilitasnya di Pilkada Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan, Jakarta bukanlah basis Jokowi, meskipun pernah jadi gubernur dan presiden dua periode. "Jakarta justru basisnya Anies Bawesdan. Pendukung Anies pada umumnya tidak menyukai Jokowi," kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, jika RK meminta dukungan kepada Jokowi, dikhawatirkan akan jadi bumerang. Bukannya bisa menarik dukungan dari para pendukung Anies, tapi justru akan semakin menjauh.
"Jadi, upaya mendekatkan diri dengan Jokowi untuk mendongkrak elektabilitas RK di Jakarta tampaknya tak cukup jeli. Langkah RK tersebut justru terkesan blunder," tuturnya.
Di sisi lain, kata Jamil, langkah Ridwan Kamil itu justru menguntungkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Pendukung Anies bisa jadi akan lebih memilih Pramono-Rano daripada RK-Suswono, karena RK dinilai dekat dengan Jokowi.
"Elektabilitas RK berpeluang stagnan, bahkan tak menutup kemungkinan semakin turun, karena pendukung Anies akan lebih berpeluang memilih Pramono-Rano," ujar dia.
Sebelumnya, hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul dalam perolehan elektabilitas Pilgub Jakarta 2024. Pasangan ini menyalip elektabilitas calon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10-17 Oktober 2024 dan dirilis 23 Oktober 2024, pasangan Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6 persen. Kemudian, disusul RK-Suswono 37,4 persen dan Dharma-Kun 6,6 persen.
Tak hanya Jokowi, Ridwan Kamil juga menemui Presiden Prabowo Subianto. Jamil menilai, wajar jika banyak yang menganggap kunjungan RK ke Prabowo dan Jokowi sebagai bentuk minta dukungan.
"RK berharap dukungan dua sosok tersebut dapat meningkatkan elektabilitasnya," kata dia.
Menurut Jamil, permintaan dukungan kepada Prabowo logis karena kepercayaan publik terhadap Presiden ke-8 RI itu kini sangat tinggi. "Karena itu, RK berupaya mendompleng kepada Prabowo untuk dapat mendongkrak elektabilitasnya."
Novali Panji berkontribusi dalam penulisan artikel ini.