Setelah surat dan kasus anak kami, Titho Rizki Utama, yang mengalami atresia bilier dan pengerasan hati bawaan diberitakan di berbagai media massa Ibu Kota, kami berterima kasih kepada semua pihak atas segala yang telah disumbangkan, baik moral maupun dana, untuk kesembuhan anak kami. Selain itu kami juga ingin menyampaikan beberapa hal berikut: 1.Sejak 9 Desember 1992 hingga 11 Januari 1993 kami telah menerima sumbangan uang kontan hampir Rp 11 juta. Semua dana itu kami tabung di Lippo Bank Capem Kemang (Tahapan: 76110046611), Bank Surya Capem Tendean (Danamas: 2802.0129271), Bank Bumi Daya Capem Mampang (Jumbo: 12404201799) ketiganya atas nama saya, dan Bank Surya Capem Tendean (Danamas: 2802.011726-4) atas nama istri saya. Alhamdulillah, dana tersebut belum satu sen pun kami pakai karena kami masih mampu mencukupi kebutuhan Titho sampai saat ini. 2.Selain uang tersebut kami juga menerima janji, seandainya Titho memperoleh sumbangan dana kolektif -- entah dari konglomerat mana -- Rp 200 juta untuk biaya operasi di Sydney, ada sumbangan Rp 20 juta dari kantor, empat atau lima tiket (pp) dari sebuah yayasan, serta dua keluarga Indonesia yang siap menampung kami selama di Sydney. 3.Mengingat tingginya angka kematian karena kelainan hati, yaitu 1 di antara 2.500 bayi yang lahir menderita kelainan hati, 50% di antaranya iatresia bilierr, meninggal pada umur balita, kami sepakat dana yang terkumpul pada angka 1 di atas -- semoga donatur setuju dengan gagasan ini -- digunakan sebagai modal awal berdirinya ''Yayasan Hati'', namanya Titho. Tapi itu terserah pada dermawan yang nantinya mendukung gagasan ini. Kami dan Dokter Adnan siap dihubungi kapan saja untuk terlaksananya ''Yayasan Hati'' ini.ic Demikian akhir surat kami, semoga segala amal baik BapakBapak dan IbuIbu pada kami untuk menyelamatkan Titho mendapat pahala dari Tuhan Yang Mahapemurah dan Mahapengasih. Semoga pula pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan, kini menaruh perhatian pada kasus atresia bilier yang belum diketahui sebabnya tapi melahirkan virus reo, dan telah merenggut ratusan bayi yang lahir di Indonesia ini. Kini kami ihlas, apa pun kehendak Tuhan atas Titho, ''yang sudah sebulan seorang diri menunggu datangnya tim SAR di Puncak Gunung Himalaya hingga ajal menjemputnya entah kapan''. Kami juga iklas, Titho menjadi ''monumen'' di sana, hingga ''Yayasan Hati'' itu mampu berdiri dan menolong bayibayi lucu dari keluarga tak mampu untuk menjadi para pemimpin berhati mulia bangsa ini kelak. ANTHO M. MASSARDI, NENENG TINY HEROWATI, dan TITHO RIZKI UTAMA d/a Jalan Bank IV/4 Jakarta 12720 Telepon/Fax 7995783
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini