TEMPO Interaktif, Makassar: Unjuk rasa sekitar 1.000 warga menentang keberadaan PT. Lonsum (London Sumatera) di Desa Bontomangiring, Kecamatan Bulukumba, Kabupaten Bulukumba, sekitar 210 km dari Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (21/7) berakhir bentrok dengan aparat kepolisian yang membubarkan aksi mereka. Sebanyak 5 pengunjuk rasa tertembak.
Kepala Polda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Jusuf Manggabarani yang dihubungi di lokasi kejadian membenarkan adanya penembakan yang dilakukanaparat. Menurut dia, penembakan terpaksa dilakukankarena warga tidak bersedia menghentikan aksipengrusakan. Padahal polisi sudah berkali-kalimemberikan imbauan, tapi tetap tidak diindahkan.Polisi membubarkan paksa aksi warga. Karena merekaitu perusuh yang melakukan pengrusakan terhadapperkebunan karet dan menjarah rumah karyawan PT.Lonsum, katanya.
Menurut Kapolda, dalam insiden tersebut, lima orangterkena tembak dan salah seorang di antaranya tewas.Namun, Manggabarani mengaku belum mengidentifikasilebih jauh nama korban tewas. Polisi juga sudahmenahan 15 orang warga menyusul terjadinya insidentersebut.
Manggabarani menegaskan, sudah menempatkan 2 SST(Satuan Setingkat Peleton) Brimob (Brigade Mobil)Polda Sulsel, 2 SST Shabara dari Polresta KabupatenBantaeng dan Kabupaten Sinjai serta personil dariPolres Bulukumba.
Ia menyatakan, situasi di lokasi kejadian sudah berhasil dikendalikan. Aparat kepolisian sudah melakukan pemblokiran untuk mencegah terjadinya bentrokan horizontal antara warga dengan karyawan.
Sementara itu, informasi yang berhasil diperoleh dariArmin, aktifis Yayasan Pendidikan Rakyat (YPR)Bulukumba, kelima warga yang tertembak, masing-masing,Sani (tertembak pada betis kanan), Siing (tertembakpada telapak kanan), Sambang (tertembak pada lengankiri), Timoro (tertembak pada betis kiri) dan Ansu(tertembak pada paha). Ia juga menyatakan, salahseorang warga, Campe, 30 tahun, meninggal dunia dalambentrokan itu.
Kelima korban penembakan, menurut Armin, masih menjalaniperawatan di Rumah Sakit Umum (RS) Bulukumba. Selain itu, masih ada sekitar 20 warga yang belum dievaskuasi. Armin memperkirakan, jumlah korban kemungkinan masih bertambah. Soalnya, saat terjadi pembubaran oleh aparat, pengunjuk rasa berhamburan sehingga jalan yang dilalui berbeda-beda. Unjuk rasa ini diikuti lebih seribu warga dari berbagai desa, antara lain Bontomangiring dan Bontomarannu.
Menurut Armin, aksi unjuk rasa itu untuk memproteskeberadaan PT Lonsum yang dinilai telah merampas tanahadat dan pemukiman warga. Aksi berlangsung sejak pukul08:00 wita dan bentrokan terjadi sekitar pukul 14.00wita. Dalam Aksi itu, warga juga memprotes penahanan 3warga, Mei 2003 lalu. Warga yang ditahan, Sampe,Sdonne dan Baddu.
Aksi protes yang dilakukan warga, katanya, sudahberpuluh-puluh kali. Namun belum ada penyelesaiantentang masalah ini justru warga yang berdemo ditahanoleh Polres Bulukumba. Mereka menolak PT Lonsum yangmenempati tanah adat dan pemukiman milik wargasetempat, ujarnya.
Muannas -- Tempo News Room