TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengklaim mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo, karena dirinya melaporkan bahwa proyek Simpang Susun Semanggi akan mampu dikerjakan satu bulan lebih cepat dari rencana.
"Beliau (Jokowi) juga lihat tadi yang simpang susun semanggi. Beliau seneng karena malah lebih cepet satu bulan,” kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Februari 2017. Menurut Ahok, pembangunan simpang susun ini semula diperkirakan memakan waktu pekerjaan selama 540 hari, yang terdiri dari 60 hari perencanaan dan 480 hari waktu pelaksanaan.
Baca: Simpang Susun Semanggi, Ini Fakta Penting dan Penampakannya
Dengan demikian, Ahok menambahkan, peresmian yang ditargetkan pada17 Agustus 2017. Namun, setelah melihat perkembangan yang begitu cepat, Ahok memperkirakan peresmian bisa dilakukan pada Juli. “Bisa Juli selesai ini. Ya, kita pikir Agustus mungkin bisa selesai, peresmian mungkin bisa Juli,” ujar Ahok.
Peletakan batu pertama pembangunan simpang susun di atas Jalan Sudirman dan Gatot Subroto itu dilakukan Ahok pada Februari 2016. Ahok mengklaim Simpang Susun Semanggi bisa mengurai kemacetan arus lalu lintas Jakarta hingga 30 persen.
Alasannya, kata Ahok, dengan adanya simpang susun, tidak ada lagi pertemuan antara pengendara dari Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman di kolong jembatan Semanggi yang sering kali membuat arus lalu lintas tersendat.
Simpang susun terbagi menjadi dua ramp. Ramp pertama untuk kendaraan dari arah Grogol ke Blok M. Ramp kedua ditujukan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Jalan M.H. Thamrin. Proyek ini diklaim sebagai proyek pertama di Indonesia dengan bentang terpanjang di atas jalan tol dalam kota secara full precast melengkung (hiperbolik).
Adapun pembiayaan pembuatan jalan ini berasal dari pihak swasta, yaitu PT Mitra Panca Persada sebagai kompensasi atas pelampauan nilai koefisien lantai bangunan (KLB). Hal ini mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 175 Tahun 2015 tentang Pengenaan Kompensasi Terhadap Pelampauan Nilai Koefisien Lantai Bangunan.
Baca juga: Simpang Susun Semanggi, Begini Riwayat dan Spesifikasinya
Sedangkan pelaksana pekerjaan dilakukan oleh kontraktor nasional PT Wijaya Karya. Perkiraan total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 360 miliar sedangkan nilai kompensasi pihak pengembang lebih kurang Rp 579 miliar. Sisanya akan digunakan untuk membangun infrastruktur di tempat lain yang membutuhkan.
LARISSA HUDA