Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Belajar Merakit Panel Surya Sembari Berbuka Puasa di Yogyakarta

Pemasangan panel surya untuk energi listrik tenaga surya harus di tempat terbuka.

14 Mei 2019 | 17.01 WIB

Dosen Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Rusydi Umar memandu cara merakit solar panel di Ruang MES 56 Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani
Perbesar
Dosen Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Rusydi Umar memandu cara merakit solar panel di Ruang MES 56 Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seperangkat solar panel atau panel surya di atas gerobak berdiri di beranda ruang seni tempat belajar fotografi, Ruang MES 56, Yogyakarta. Panel surya itu dipasang di bawah rimbun pohon. Peralatan seperti controller, baterai berbentuk aki, dan inverter melengkapi penghasil energi listrik dari tenaga matahari.

Baca: Sharp Produksi Pabrik Panel Surya di Tiga Negara

Puluhan orang meriung di Ruang Mes 56 menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadan, Senin, 13 Mei 2019. Dosen Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Rusydi Umar, memandu peserta untuk merakit solar panel. Dia menjelaskan cara kerja controller, baterai berbentuk aki yang digunakan untuk menyimpan energi listrik, dan inverter untuk mengubah tegangan AC 220 Volt.

Menurut Rusydi, pemasangan panel surya untuk energi listrik tenaga surya harus di tempat terbuka. “Tidak boleh terkena bayang-bayang walaupun hanya sebagian dari panel. Yang di sini ini tidak ideal karena tertutupi pepohonan,” kata Rusydi.

Selain itu panel harus ke arah garis khatulistiwa. Jadi, kalau di Pulau Jawa, ke arah utara. Cara kerjanya yaitu dalam panel tersebut terdapat sel surya yg terdiri dari lempengan kristal Silikon (Si), yang dapat mengubah tenaga surya menjadi listrik. Dalam lempengan kristal Silikon tersebut terdapat elektron bebas, yang dapat bergerak bila ada gelombang cahaya sinar matahari. Dengan adanya sinar matahari, maka akan ada pergerakan elektron yang disebut arus listrik.

Selain memandu cara merakit solar panel, Rusydi juga menjelaskan Pembangkit Listrik Tenaga Surya memiliki keuntungan jangka panjang. Energi sinar matahari tidak akan habis. Hanya saja mahal untuk pemasangan solar panel di awal saja. Selanjutnya sangat murah dan tidak menghasilkan polusi seperti halnya energi fosil batu bara.

Pelanggan memasang solar panel yang terhubung jaringan PLN (Perusahaan Listrik Negara), pelanggan bisa mengurangi biaya tagihan PLN. Rusydi menghitung pengurangan biaya tagihan itu dapat mengembalikan biaya peralatan solar panel selama lima hingga 10 tahun. “Mahal di awal. Selanjutnya orang bisa gratis menggunakan energi listrik,” kata Rusydi.

Solar panel, menurut dia, kini semakin diminati. Terdapat sejumlah alasan mengapa orang membutuhkan energi ramah lingkungan itu, yakni diperlukan saat berada di tengah hutan yang tidak ada listrik, misalnya orang-orang yang membangun rumah pohon. Sebagian transmigran yang berada di daerah-daerah dengan pasokan energi listrik yang terbatas juga menggunakan solar panel.  

Nelayan di atas kapal juga membutuhkannya saat berada di laut lepas. Faktor ekonomi juga menjadi pilihan orang menggunakan solar panel karena biaya listrik non-subsidi PLN yang kian mahal. Sebagian orang juga memilih panel surya karena faktor mencintai lingkungan (energi hijau).

Sekarang sudah mulai banyak perusahaan yang menyediakan sekaligus memasangkan solar PV. Harganya memang bisa dibilang mahal. Untuk instalasi 1 kW kira-kira dibanderol seharga Rp 15-20 juta. Setelah lima hingga 10 tahun pelanggan dapat menggunakan listrik hemat biaya karena mendapat listrik gratis dari solar panel, di samping listrik PLN yang digunakan.

Di Yogyakarta, solar panel kata Rusydi tidak hanya digunakan kalangan mampu atau berduit. Solar panel telah menyebar di rumah-rumah di hampir seluruh kabupaten dan kota. Ada juga penginapan di Sleman yang memasang solar panel dengan kapasitas menghasilkan energi listrik 500 watt. “Solar panel bisa dimulai dari yang paling kecil. Paket lengkap rata-rata Rp 900 ribu,” kata dia.

Pemerintah Indonesia melalui berbagai kebijakan telah mendorong tumbuhnya manufaktur komponen pembangkit tenaga surya di dalam negeri. Pemanfaatan energi surya menggunakan teknologi solar photovoltaic (PV) atau sel surya menjadi salah satu sumber energi pilihan.

Tapi, Direktur Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Yogyakarta, Halik Sandera mengatakan kebijakan pemerintah masih setengah hati terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Pemerintah masih banyak membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara sebagai penghasil energi listrik.

Banyaknya proyek tambang batubara sebagai sumber energi kotor yang tidak ramah lingkungan di Indonesia menunjukkan pemerintah tidak berkomitmen dalam mengurangi emisi sebagai salah satu penyumbang perubahan iklim. “Jauh dari harapan target pengurangan emisi sebesar 26 persen,” kata Halik.

Walhi mendorong masyarakat mengubah pola hidup dari tidak ramah lingkungan menjadi ramah lingkungan. Salah satunya adalah menggunakan solar panel. Untuk mewujudkan kemandirian energi, masyarakat bisa membuat komunitas-komunitas semacam Arisan Panel misalnya untuk menyiasati perangkat solar panel yang mahal harganya. “Bisa dengan cara patungan di komunitas-komunitas. Kemandirian energi ramah lingkungan harus terus menerus diusahakan,” kata dia.

Panitia acara merakit panel semula menyiapkan panel surya untuk memasok listrik saat kelompok musik tampil setelah diskusi. Tapi, rencana itu batal karena terkendala teknis peralatan. Anang Saptoto dari Mess 56 mengatakan energi ramah lingkungan menjadi pilihan di tengah perangkap bisnis penghancuran bumi melalui energi kotor. “Kami berharap semakin banyak orang yang mampu merakit solar panel secara mandiri dan beralih ke energi ramah lingkungan ini,” kata Anang.

SHINTA MAHARANI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Shinta Maharani

Shinta Maharani

Kontributor Tempo di Yogyakarta

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus