Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Cerita Rein, Wisudawan Termuda FK Unpad Lulus di Usia 19 Tahun

Rein mendapatkan predikat sebagai wisudawan termuda Unpad dengan usia 19 tahun 4 bulan. Simak kisahnya di sini.

9 Juni 2022 | 14.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rein Vidya Banafsha pada 2018 lalu tercatat sebagai mahasiwa baru termuda Universitas Padjadjaran (Unpad) yang diterima di Fakultas Kedokteran. Kini, Rein mendapatkan predikat sebagai wisudawan termuda dengan usia 19 tahun 4 bulan pada upacara wisuda gelombang III Tahun Akademik 2021/2022, Selasa, 7 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perasaannya senang banget jadi wisudawan termuda, mudah-mudahan bisa menginspirasi orang,” ujar Rein seperti dikutip di laman resmi Unpad pada Kamis, 9 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rein Vidya Banafsha lulus dari FK Unpad pada Februari 2022 lalu. Ia berhasil menyelesaikan studi Sarjana dengan waktu 3,5 tahun. Ia pun berkesempatan mengikuti wisuda secara luring dari Grha Sanusi Hardjadinata Unpad.

Rein berhasil diterima di FK Unpad melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Perempuan asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini mantap memilih program studi Kedokteran Unpad di pilihan pertama. Dia pun diterima menjadi mahasiswa Unpad pada usia 15 tahun 10 bulan.

Sejak duduk di bangku SMP, Rein sudah mengikuti kelas percepatan. Ia menyelesaikan studi di SMPN 5 Tasikmalaya dalam waktu dua tahun. Masuk ke SMAN 1 Tasikmalaya, Rein juga mengikuti kelas percepatan dan kembali lulus dalam dua tahun.

Diterima di FK Unpad dengan usia yang cukup belia, Rein sempat berpikir bahwa kuliah di Kedokteran sangat berat. Secara perlahan, ia mencoba menikmati masa-masa kuliahnya. “Lumayan susah belajar di FK, tetapi kalau dinikmati prosesnya akan bisa melewati itu semua,” katanya.

Kondisi pandemi Covid-19 memaksa Rein dan mahasiswa Unpad lainnya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh secara daring. Ada perbedaan signifikan antara kuliah tatap muka dengan kuliah daring. Tantangan terbesarnya ketika harus melakukan praktikum.

“Praktik daring jadi lebih kurang (menangkapnya), karena lebih menempel kalau offline,” jelasnya.

Tantangan lainnya adalah harus rajin mengatur waktu dan mengerjakan tugas secara mandiri. “Kalau dulu waktu offline, biasa ketika ada tugas bisa mengerjakan bareng-bareng bersama teman. Kalau online jadi tantangan tersendiri,” kata ReinVidya Banafsha.

Meski demikian, Rein berhasil melewati masa studi S1 dengan baik. Selanjutnya, ia akan menempuh Pendidikan Profesi Kedokteran untuk mendapatkan gelar dokternya. Ia pun mantap untuk melanjutkan studinya ke pendidikan spesialis. “Terima kasih Unpad sudah berjasa dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak harapan bangsa. Semoga Unpad bisa makin maju dan terjaga nama baiknya,” kata Rein.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus