Elon Musk, triliuner sekaligus Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE) yang baru didirikan, mengklaim bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump setuju terhadap penutupan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat atau USAID. Berdasarkan pengumuman yang terpampang di situs usaid.gov, semua staf USAID di seluruh dunia akan diliburkan sejak Jumat, 7 Februari 2025, kecuali personel yang bekerja pada sektor-sektor penting. Selain itu, mereka yang bekerja di luar AS juga diperintahkan untuk kembali dalam kurun waktu 30 hari sejak 7 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebijakan pemerintahan Trump mengenai USAID tidak terlepas dari perintah eksekutif presiden dari Partai Republik itu yang menghentikan semua bantuan asing selama 90 hari. Kebijakan itu disusul perintah Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk menghentikan semua bentuk bantuan luar negeri Negeri Abang Sam kecuali bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Besaran Bantuan USAID ke Indonesia
USAID merupakan salah satu donor utama bagi beberapa lembaga di Indonesia. USAID memberikan sumbangan (disbursement) ke berbagai lembaga di Indonesia sampai ratusan juta dolar Amerika. Pembekuan sebagian besar bantuan luar negeri Amerika dapat mengganggu sejumlah proyek yang sedang berjalan di Indonesia. Di antaranya penanggulangan penyakit TBC dan AIDS.
Pada 2024, USAID tercatat memberi bantuan ke berbagai lembaga di Indonesia senilai US$ 153,52 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun. Angka tersebut naik dibanding nilai bantuan pada 2023 sebesar US$ 151,63 juta.
USAID menggandeng berbagai mitra di Indonesia seperti lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, hingga organisasi masyarakat sipil. Beberapa mitra USAID antara lain Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), organisasi Kemitraan, dan The Asia Foundation.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs ForeignAssistance.gov, pembiayaan bantuan USAID di Indonesia secara garis besar terdiri dari biaya operasional dan biaya bantuan. Biaya operasional turut mencakup Foreign National Employees Separation Liability Fund, yang ditujukan bagi pekerja program USAID yang bukan warga negara Amerika..
Jenis bantuan yang disumbang USAID ke Indonesia antara lain dana dukungan ekonomi (economic support fund), bantuan pembangunan (development assistance), serta bantuan bencana internasional (international disaster assistance). Sejak 2006 hingga 2011, USAID juga menyumbang dana rekonstruksi dan pemulihan pascatsunami (Tsunami Recovery and Reconstruction Fund) dengan nominal puluhan juta dolar AS.
Di level global, bantuan yang diterima Indonesia relatif kecil jika dibandingkan berbagai negara. Pada 2023, Indonesia tidak termasuk dalam 10 negara penerima bantuan USAID terbesar. Negara-negara yang l menerima bantuan USAID lebih besar dari Indonesia umumnya merupakan negara yang sedang dilanda konflik seperti Ukraina, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, dan Somalia.
![Faisal Javier](/dummies/img_placeholder.png)
Faisal Javier