Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai ideologi sekaligus falsafah bangsa, Pancasila harus diterapkan dalam pembangunan karakter. Pendidikan Pancasila sangat penting, khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Wiryanta, mengatakan penerapan konten video pendek tentang Pelajar Pancasila mulai diterapkan di sekolah menengah atas. Orang tua juga dilibatkan dalam menjawab survei untuk mengukur konten yang dibuat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, konten yang berisi tentang gotong royong dan toleransi, memiliki keeratan dengan tugas dan fungsi BPIP.
Konten berisi gotong royong dan toleransi sangat erat dengan tugas dan fungsi Badan Pembidaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dengan memanfaatkan teknologi digital diharapkan dapat mempromosikan sekaligus menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, keluarga dan masyarakat
“Sebetulnya pembudayaan nilai-nilai Pancasila adalah tugas para guru dan juga tugas kami di Kementerian,” ujar Wiryanta dalam Forum Diskusi Konten Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat, 28 Januari 2022.
Wiryanta mengatakan pembentukan karakter dan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar diharapkan dapat melahirkan pemimpin bangsa yang memiliki daya saing tinggi di masa depan. Selain pembentukan karakter dapat mencetak pemimpin yang berkepribadian Pancasilan.
Melalui teknologi, kata dia, kalangan pelajar diharapkan dapat memberikan literasi digital perihal penggunaan sosial media secara bijaksana. Penggunaan medsos harus dapat memberikan manfaat dan bukan untuk menyebarkan berita bohong atau hoaks. “Inilah yang digaris bawahi, penggunaan medsos secara bijak merupakan wujud pengalaman nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Kepala Balai Pengembangan Teknologi Informasi Kependidikan Jawa Tengah, Siswanto, mengatakan penguasaan teknologi menjadi hal utama di era digital terutama di masa pandemi. Pembelajaran online meningkat sebagai pengganti pembelajaran di kelas. “Kemajuan teknologi dapat meningkatkan kesadaran untuk menguasai dan mengatasi proses pendidikan di Indonesia,” tuturnya.
Kegiatan belajar di rumah selama pandemi, kata Siswanto berdampak positif dalam keluarga. Para orang tua siswa lebih mudah mengawasi perkembangan belajar anak-anaknya.
Menurut dia, ciri pendidikan di masa depan akan berfokus pada pemupukan potensi unggul peserta didik. Kegiatan pembelajaran nantinya akan memberikan keseimbangan beragam kecerdasan, seperti intelektual, emosional, sosial dan spiritual, serta pengajaran tentang life skills.
Nantinya, Siswanto melanjutkan, sistem penilaian akan berbasis portofolio dari hasil karya pelajar berbasis kehidupan nyata dan praktik di lapangan. Pembelajaran akan didasarkan pada kemampuan, cara atau gaya belajar dan perkembangan psikologis peserta didik.
Peran guru dan dosen sebagai motivator dan fasilitator pendidikan sangat penting dalam mengembangkan minat siswa. “Tren pendidikan masa pandemi membuat biaya pendidikan lebih murah, melayani lebih banyak orang dan memberikan pengalaman baru belajar,” ujar Siswanto.
Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP, Irene Camelyn Sinaga, mengatakan berdasarkan presiden lecture yang diselenggarakan pada 3 Desember 2020, Presiden Joko Widodo meminta seluruh kementerian, lembaga, dan pemda agar melahirkan kebijakan yang berbasas ideologi Pancasila.
BPIP, kata Irene, sudah melakukan kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengukur indeks aktualisasi Pancasila di masyarakat dan penyelenggara negara. Pengukuran indeks ini berdasarkan amanat RPJMN Perpres No.18 tahun 2020.
Hasil ukur indeks aktualisasi Pancasila di Indonesia di kabupaten/kota dan provinsi menjadi evaluasi BPIP. “Sudah berapa lama internalisasi nilai-nilai Pancasila dan kelembagaan dasar negara terhadap kementerian dan lembaga,” kata Irene.
Pranata Humas Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Taufik Dahlan, mengatakan Kementerian memprioritaskan vaksinasi tenaga pendidik kependidikan untuk mengakselerasi belajar di sekolah. Sampai saat ini proses vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan sudah berjalan dan tepat waktu.
Untuk mempercepat vaksinasi, kata Taufik, Kementerian berkoordinadi degan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri. “Termasuk pembahasan persiapan sumber daya manusia yang melakukan vaksinasi, hingga pelaksanaan vaksinasi,” ujarnyua.
Hasil koordinasi tersebut menghasilkan pelaksanaan vaksinasi dilakukan dengan tiga metode. Pertama, vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan. Kedua, vaksinasi massal di tempat publik. Ketiga, vaksinasi bergerak di lokasi strategis dengan menggunakan fasilitas pendidikan seperti gedung perguruan tinggi, gedung sekolah, kantor LPMP, kantor dinas pendidikan, dan lain sebagainya.
Menurut Taufik kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Hal ini meliputi kondisi kelas, durasi waktu pembelajaran tatap muka dengan pembagian shift, perilaku wajib di seluruh lingkungan satuan pendidikan, kondisi medis warga satuan pendidikan, kantin, kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler. Kemudian kegiatan selain pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan, dan kegiatan pembelajaran di luar lingkungan satuan pendidikan.
“Beberapa contoh praktik baik PTM Terbatas sudah dilakukan di sejumlah sekolah seperti SD Negeri 03 Pontianak Selatan dan SMAN 9 Bengkulu Selatan,” ujar Taufik.
Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta, Yusmar Setyobudi dan Kepala Sekolah SMAN 4 Surakarta, mengatakan persiapan pembelajaran tatap muka atau di sekolah berjalan dengan baik. Kota Surakarta yang masuk kategori PPKM level 2, telah menggelar vaksinasi dosis dua lebih dari 80 persen untuk pendidik dan tenaga pendidik, sedangkan usia lansia lebih dari 50 persen. Artinya, Surakarta dalam kondisi siap melaksanakan belajar di sekolah 100 persen.
“Mekanisme PTM 100 persen dilakukan dengan membuat SOP (standard operation procedure), di antaranya persiapan dari rumah, saat kegiatan tatap muka di kelas, protokol kesehatan selama di sekolah dan keluar dari sekolah,” kata Yusmar. (*)