Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari Pertama Jelajah Negeri: Napak Tilas ke Rengasdengklok

Kamis (14/10), Tempo beserta tim bertolak ke Karawang. Dengan mengendarai Mitsubishi New Pajero Sport Dakar 4x4. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dari Jakarta.

14 Oktober 2021 | 13.00 WIB

Kamis (14/10), Tempo beserta tim bertolak ke Karawang. Dengan mengendarai Mitsubishi New Pajero Sport Dakar 4x4. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dari Jakarta.
Perbesar
Kamis (14/10), Tempo beserta tim bertolak ke Karawang. Dengan mengendarai Mitsubishi New Pajero Sport Dakar 4x4. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dari Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO OTOMOTIF - Kamis (14/10), Tempo beserta tim bertolak ke Karawang. Dengan mengendarai Mitsubishi New Pajero Sport Dakar 4x4. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dari Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebelum menginjakkan kaki di Rengasdengklok sebagai destinasi utama, kami terlebih dahulu mengunjungi Bendungan Walahar, salah satu situs bersejarah peninggalan zaman penjajahan Belanda yang berdiri sejak tahun 1925.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bendungan yang dulu dikenal dengan nama Parisdo ini menahan aliran Sungai Citarum selebar 50 meter, dan membentuk waduk seluas 15 hektare di wilayah dataran rendah pantai utara. Bendungan Walahar membantu Sungai Citarum megatur debit dan sirkulasi air dalam irigasi area pesawahan di Kabupaten Karawang.

Kamis (14/10), Tempo beserta tim bertolak ke Karawang. Dengan mengendarai Mitsubishi New Pajero Sport Dakar 4x4. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam dari Jakarta.

Selanjutnya, kami akan mengunjungi Kecamatan Rengasdengklok, tepatnya di Rumah Pengasingan Bung Karno-Hatta. Tempat ini memiliki nilai sejarah yang penting saat masa-masa menjelang kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, Soekarno dan Hatta diasingkan oleh golongan muda dengan tujuan menjauhkan kedua tokoh tersebut dari tekanan dan pengaruh Jepang.

Sejarahnya, rumah yang terletak di Kampung Bojong Tugu ini dulunya merupakan kediaman keluarga Djiauw Kie Siong. Lokasi rumah ini juga dekat dengan tepi Sungai Citarum, kurang lebih sekitar 500 meter. Kabarnya, kasur yang digunakan oleh Sukarno dan Hatta beserta keluarganya masih terpajang di rumah ini. Saat ini, rumah singgah tersebut masih dimiliki oleh keluarga Djiauw Kie Siong.

Destinasi terakhir, kami akan mengunjungi salah satu lokasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) umbi porang binaan BNI. Jenis umbi-umbian yang kerap disebut dengan nama umbi ular ini mulai dibudidayakan para petani di Karawang. (*)

#CeritaPahlawanKini #JelajahNegeriTempo

Tempo.co

Tempo.co

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus