Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan wasit yang kontroversial memicu kekerasan dan keributan pada pertandingan sepak bola di tenggara Guinea. Insiden ini menewaskan sedikitnya 56 orang, kata pemerintah pada Senin 2 Desember 2024 seperti dilansir Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kematian tersebut terjadi pada final turnamen untuk menghormati pemimpin junta militer Guinea Mamady Doumbouya di sebuah stadion di Nzerekore, salah satu kota terbesar di negara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa penonton melemparkan batu, memicu kepanikan dan kerumunan, kata pernyataan pemerintah, yang menjanjikan penyelidikan.
Sebuah video yang diautentikasi oleh Reuters menunjukkan puluhan penonton bergegas melewati tembok tinggi untuk melarikan diri.
Berbicara tanpa mau disebutkan namanya, seorang pejabat dari pemerintah kota mengatakan banyak korban adalah anak di bawah umur yang terjebak dalam kekacauan setelah polisi mulai menembakkan gas air mata.
Pejabat tersebut menggambarkan adegan kebingungan dan kekacauan ketika beberapa orang tua mengambil jenazah sebelum dihitung secara resmi. Video dan gambar yang dibagikan secara online menunjukkan jasad para korban dibaringkan di tanah.
Dalam satu video, terlihat lebih dari selusin jasad, beberapa di antaranya adalah anak-anak. Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman itu.
Kelompok oposisi Aliansi Nasional untuk Perubahan dan Demokrasi mengatakan pihak berwenang memikul tanggung jawab untuk menyelenggarakan turnamen guna meningkatkan dukungan politik bagi Doumbouya yang bertentangan dengan piagam transisi sebelum pemilihan presiden yang dijanjikan.
Belum ada tanggapan langsung dari junta militer atas tuduhan tersebut.
Peristiwa ini menambah daftar kasus tewas massal dalam dunia sepak bola. Insiden berdesak-desakan di stadion dan menyebabkan orang-orang tewas juga terjadi di Tanah Air. Pada 1 Oktober 2022 lalu, sedikitnya 130-an lebih orang tewas dan 583 orang cedera akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang dikenal sebagai tragedi Kanjuruhan.