Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - VK Sharma, Additional Director General (Procurement), di militer India mengungkap Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer India, yang berdasarkan sejarah bergantung pada impor amunisi, sudah menemukan sejumlah sumber dalam negeri untuk memenuhi sekitar 150 dari 175 jenis amunisi yang digunakan India.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada tahun fiskal 2025, kami tidak akan lagi mengimpor amunisi, kecuali jika produksi dalam negeri terlalu rendah dan tidak ekonomis bagi industri untuk memproduksi jenis amunisi tertentu,” kata VK Sharma.
Menurutnya, militer India saat ini membeli amunisi dari luar negeri senilai 60-80 miliar rupee (Rp15 triliun) per tahun. Namun sekarang seluruh kebutuhan amunisi India sudah bisa diperoleh dalam negeri. Sampai berita ini diturunkan, sekitar 5 persen – 10 persen kebutuhan amunisi masih dipenuhi dari penyuplai di luar negeri.
Dalam delapan tahun terakhir, New Delhi berusaha memenuhi stok suku cadang dan amunisi melalui beberapa pengadaaan darurat. Kementerian Pertahanan India memberi wewenang pada bagian keuangan militer India untuk melakukan pengadaan menyusul adanya serangan teroris di Uri, Jammu dan Kashmir pada 2016 silam. India juga pernah bentrok dengan Pakistan pada 2019. Sedangkan pada tahun lalu The Hindu mewartakan ada pertempuran kecil antara tentara India dengan pasukan Cina di timur Ladakh pada 2020.
Pemberitaan The Hindu menyebut, militer India telah menyiapkan sebuah rencana jangka panjang agar India tetap bisa mendapatkan amunisi hingga 10 tahun ke depan di tengah masih berlanjutnua kebuntuan di wilayah perbatasan Cina-India, konflik antara Rusia dan Ukraina karena sebagian besar persenjataan India buatan Rusia. Rencana jangka panjang ini ditujukan untuk meminimalkan impor, memiliki lebih banyak sumber daya pasokan dan memiliki kemampuan manufaktur dalam negeri.
Sumber: RT.com
Pilihan editor: Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini