Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sudah sekitar 15 tahun, foto legendaris itu, petinju Mike Tyson melawan Evander Holyfield, terpasang di dinding Sasana Petinju Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Bulungan, Jakarta Selatan atau KPJ Boxing Camp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Foto Tyson versus Holyfield bersanding dengan deretan foto tinju dunia lainnya serta logo Singa dan tulisan KPJ.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mike Tyson menggigit telinga kiri Evander Holyfield di ring tinju dalam pertarungan perebutan juara kelas berar Asosiasi Tinju Dunia (WBA) MGM Las Vegas, Amerika Serikat, 28 Juni 1997.
Holyfield yang kemudian mengerang-erang kesakitan dan mendapati telinga kirinya berdarah itu terjadi di ronde ketiga. Ini adalah pertarungan ulangan dari dua petinju legendaris dari Amerika Serikat tersebut.
Tujuh bulan sebelumnya, Holyfield membuat Tyson knock-out (KO) di atas ring pada ronde ke-11. Pertemuan pertama ini terjadi setelah Mike Tyson dibebaskan dari penjara pada 1995.
Ingatan kepada peristiwa menghebohkan itu menjadi kisah klasik yang terus menancap di ingatan.
Dengan latar foto tinju dunia yang legendaris dan kisah klasik itu, pelatih Sasana Petinju KPJ, Little Holme, bersama pemimpin KPJ, Anto Baret, terus berusaha mempertahankan keberadaan sasana tinju profesional itu, sampai sekarang, di tengah masa pandemi virus corona yang belum reda ini.
Foto Mike Tyson versus Evander Holyfield bersama beberapa foto tinju lain dalam skala raksasa itu tertempel dengan baik di dinding Sasana Petinju Kelompok Pengamen Jalanan (KPJ), Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta Selatan.
Foto legendaris itu menempel di dinding, di bawah lindungan atap raksasa berlapis seng dan bangunan panggung arena terbuka berundak di kawasan halaman samping kanan Gelanggang Remaja Jakarta Selatan, Jalan Bulungan-Mahakam.
Panggung berundak setinggi satu meter dengan atap raksasa itulah tempat Sasana Petinju KPJ Bulungan dengan spirit dari foto Mike Tyson versus Evander Holyfield berdiri.
Di kawasan GOR Bulungan itu juga ada Gedung Pertunjukan, Gelanggang Olahraga, Warung Apresiasi Bulungan –yang juga didirikan oleh Anto Baret-, dan Join Kopi Bulungan.
Di depan foto tersebut berdiri ring tinju sebagaimana layaknya. Empat tiang membentuk ruangan persegi panjang yang dihubungkan dengan tali-tali.
Yang menarik, juga sejak puluhan tahun lalu, Little Home dan Anto Baret, berbesar hati untuk berbagi ruangan ring itu buat aktivitas kesenian, seperti teater.
Jika setelah selesai dipakai, kita akan membersihkan kembali lantai panggung dan menyambung kembali tali-taling ring tinju.
Dan, di tempat itu pula, kelak jika pandemi virus corona sudah berlalu, KPJ secara rutin menggelar konser musik memperingati ulang tahun kemerdekaan RI 17 Agustus.
Di tempat itu juga, banyak seniman musik pernah hadir, seperti Iwan Fals dan Sawung Jabo.
“Mau latihan (teater) ya Mas, tadi Pak Yoyik (Lembayung) sudah bilang,” kata Sam –bahasa slang atau walikan khas Malang- atau Pak Little Holme suatu ketika. Kesan santun dan ramah terpancar dari tubuhnya yang kecil tapi kokoh, tegap, berkulit hitam, rambut cenderung keriting, dan berkumis.
Wajahnya Little Home –yang juga biasa dipanggil Pak Hom- mengingatkan kepada Evander Holyfield, petinju yang diakui Mike Tyson sebagai salah satu lawan terbesar sepanjang kariernya ketika masih menjadi “singa gila” di atas ring.
Adapun Yoyik Lembayung adalah salah satu penggiat kesenian, pengarang lagu, dan penyair yang juga sudah puluhan tahu bergiat di kawasan Bulungan itu.
Ketika tinju profesional masih jaya-jayanya di Indonesia puluhan tahun lalu dan Malang menjadi salah satu pusat aktivitasnya, Pak Hom inilah salah satu tokohnya. Ia petinju legendaris yang kemudian kini menangani KPJ Boxing Camp. Nama aslinya Misyanto dan mengawali debut sebagai petinju pro pada 1985 di Timor Leste.
Pak Home sebenarnya mengagumi petinju Sugar Ray Leonard. Tapi, tentu saja ia juga mengidolakan Evander Holyfield, Mike Tyson, dan sederet petinju kelas dunia lainnya. Anak bungsunya, Aji Satrio Febrianto, juga sudah lama merintis karier sebagai petinju.
Evander Holyfield pensiun dari ring pada 2014. Usianya kini 57 tahun dan sempat menjadi tokoh selebritas. Sam Misyanto atau Pak Home juga sudah melewati usia 50. Ia tetap setia mengasuh para petinju dan mereka yang bertinju untuk mencari kebugaran di atas panggung bernuansa foto Mike Tyson vs Evander Holyfield di KPJ Bulungan, sampai sekarang.