Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Madison Keys tak kuasa menahan air mata usai mengalahkan Aryna Sabalenka dalam final Australian Open 2025 di Melbourne, Australia, Sabtu, 25 Januari. Ia meraih gelar grand slam pertama dalam kariernya dengan kemenangan 6-3, 2-6, 7-5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gelar juara ini menjadi puncak karier Keys, yang sebelumnya sempat mengalami kegagalan di final Grand Slam AS Terbuka 2017. Ia sekaligus menghentikan dominasi Sabalenka yang mengejar gelar ketiga berturut-turut di Melbourne Park.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Usai pertandingan, Keys langsung menangis bahagia. Petenis Amerika Serikat ini berpelukan dengan suaminya sekaligus pelatih, Bjorn Fratangelo, serta timnya di tribun
Emosi itu masih terlihat saat dia diwawancarai setelah laga. "Tolong maklumi saya, saya pasti akan menangis," kata Keys sambil memeluk trofi Daphne Akhurst Memorial Cup.
Petenis AS, Madison Keys, menjuarai Australian Open 2025 setelah mengalahkan Aryna Sabalenka, Sabtu, 25 Januari 2025. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Ia menganggap momen itu sangat istimewa dalam hidupnya. "Saya tidak mungkin bisa melewati momen ini tanpa air mata. Selamat kepada Aryna, permainanmu luar biasa. Saya senang akhirnya bisa membalas kekalahan sebelumnya," ujarnya dengan suara bergetar.
Keys tampil mengesankan sejak awal pertandingan. Ia memanfaatkan kesalahan Sabalenka, termasuk beberapa double fault di game pembuka, untuk memimpin 5-1 dalam waktu 20 menit. Meski sempat kehilangan satu break, Keys menutup set pertama 6-3 dengan pukulan backhand down the line yang mematikan.
Sabalenka bangkit di set kedua dengan mengubah taktik permainannya. Ia memadukan pukulan slice dan variasi serangan untuk memenangkan set kedua 6-2. Namun, di set penentuan, Keys kembali menunjukkan ketangguhannya. Dengan pukulan-pukulan keras dan akurat, ia berhasil memenangkan dua game terakhir untuk mengunci kemenangan 7-5.
Hasil ini menjadi akhir penantian panjang Keys. Ia sempat digadang-gadang menjadi nomor satu dunia setelah mencapai semifinal Australia Terbuka yang berusia 19. Namun, gelar juara major terus gagal dia raih. Ia kalah dari rekan senegaranya Sloane Stephens di final AS Terbuka 2017.
Tiga tahun yang lalu dia berbicara tentang "lubang keputusasaan" karena gagal meraih mimpi menjadi yang terbaik di grand slam. Karena itu, keberhasilan di Australian Open menghadirkan kelegaan tak terhingga.
"Saya sudah menginginkan ini begitu lama sehingga saya telah berada di satu final Grand Slam lainnya dan itu tidak berjalan sesuai keinginan saya," kata Keys, yang akan naik ke nomor tujuh di dunia.
Kemenangan ini menjadikan Keys, 29 tahun, sebagai juara Grand Slam perdana tertua keempat di era profesional, mengikuti jejak Flavia Pennetta, Ann Jones, dan Francesca Schiavone.
REUTERS