Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Perjalanan Karier Giannis Antetokounmpo dari Keluarga Miskin, Hingga Gantian Sepatu Basket

Kisah Giannis Antetokounmpo yang berangkat dari keluarga miskin hingga menjadi MVP Basket NBA.

29 Agustus 2023 | 10.00 WIB

Pemain foward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo melakukan dunk saat bertanding melawan Phoenix Suns dalam gim keempat Final NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, 14 Juli 2021. Jeff Hanisch-USA TODAY Sports
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pemain foward Milwaukee Bucks, Giannis Antetokounmpo melakukan dunk saat bertanding melawan Phoenix Suns dalam gim keempat Final NBA di Fiserv Forum, Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat, 14 Juli 2021. Jeff Hanisch-USA TODAY Sports

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Selalu banyak cerita inspiratif tentang olah raga. Di Basket, salah satu yang terkenal adalah kisah hidup Giannis Antetokounmpo. Berbeda dari bintang basket pada umumnya, gaya hidup Giannis jauh dari kata mewah dan berfoya-foya. Gayanya itu tak lepas dari kehidupan masa lalunya yang penuh perjuangan.

Profil "The Greek Freak"

Giannis, memiliki nama lengkap Giannis Sina Ugo Antetokounmpo. Ia dikenal sebagai sosok pemain serbabisa di lapangan. Lahir pada 6 Desember 1994 di Athena, Yunani, sebagai anak dari imigran Nigeria, Giannis mengalami banyak cobaan sebelum menjadi bintang di National Basketball Association (NBA).

Giannis, yang bermain pada posisi power forward dan small forward untuk tim Milwaukee Bucks, adalah penerima berbagai penghargaan dan gelar prestisius dalam kariernya. 

Dilansir dari situs NBA, Ia meraih gelar NBA Champion tahun 2021, dua kali penghargaan MVP NBA pada tahun 2019 dan 2020, serta penghargaan NBA Defensive Player of the Year pada tahun 2020. Ia juga telah tujuh kali menjadi NBA All-Star dan meraih penghargaan-penghargaan lainnya seperti NBA Finals MVP, NBA All-Defensive Selection, dan lain sebagainya.

Perjuangan Sedari Kecil

Namun, di balik semua kesuksesannya, kisah perjuangan Giannis sejak masa kecilnya tak boleh dilupakan. Giannis dan keluarganya hidup dalam keterbatasan ekonomi yang ekstrem, mereka menjadi pedagang asongan di jalanan kota untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Ia tumbuh sebagai imigran di Yunani, seringkali harus berpindah-pindah apartemen mencari sewa yang lebih murah. Mereka bahkan pernah diusir karena gagal membayar sewa bulanan sebesar 455 USD.

Pada usia yang sangat muda, Giannis dan kakaknya, Thanasis, bahkan harus berdagang jam tangan dan kacamata di jalanan untuk mendapatkan uang dan makanan. 

Awal Mula Karier Basket

Dalam masa-masa sulit itulah, Giannis dan kakaknya, Thanassis, menemukan cinta mereka pada bola basket. Mereka berusaha menekuni olah raga itu meski dalam keterbatasan. Bahkan saat bergabung ke klub basket, Giannis dan Thanasis harus bergantian memakai sepatu basket.

Keterbatasan ekonomi tak menghalangi mereka dalam berlatih. Dikenal mewarisi bakat olah raga dari kedua orang tua mereka, Giannis dan Thanassis juga menonjol dalam basket. Kehebatan atletik mereka membuat semua orang terkesan. Ibu mereka adalah seorang pelompat tinggi dan ayah mereka sempat bermain sepak bola profesional. Anak laki-laki tersebut memperoleh medali juara pertama di kompetisi sekolah dan gereja dalam segala hal mulai dari tenis meja hingga bola voli.

Dilansir dari NewYorkTimes, Giannis tumbuh di klub kecil bernama Filathlitikos, yang memberinya kesempatan untuk bermain dan berkembang. Pada Awalnya, Spiros Velliniatis yang membantu Filathlitikos menemukan pemain, harus membujuk mereka untuk mencoba bola basket.

“Dia bilang, ‘Main satu bulan, hanya untuk bersenang-senang, mungkin kamu akan menyukainya,’” kata Thanasis. “Saya menyukainya. Adikku berkata: 'Tidak, tolong, jangan main basket. Ikutlah denganku dan bermain sepak bola.’ Dia ingin kami selalu bersama dalam setiap olahraga yang kami mainkan. Kemudian dia mulai datang dan bermain. Dan itulah awalnya.”

Filathlitikos membantu orang tua Giannis mendapatkan pekerjaan, dan Velliniatis mengatakan bahwa dia dan orang lain kadang-kadang ikut membantu keluarga tersebut.

Meskipun Giannis tidak memiliki latar belakang yang sama dengan banyak pemain basket Yunani yang sukses, ia berhasil menunjukkan bakat dan kemampuan luar biasa yang akhirnya menarik perhatian para scout NBA.

Pada tahun 2013, Giannis akhirnya di-draft oleh Milwaukee Bucks sebagai pilihan ke-15 di NBA Draft. Prediksi para analis benar adanya, dan Giannis memulai perjalanan karirnya di panggung terbesar bola basket dunia. Dari sinilah ia terus mengukir prestasi demi prestasi, meraih gelar MVP, menjadi pemain bertahan terbaik, dan bahkan membawa timnya meraih gelar juara NBA pada 2021.

Saat ini, Giannis Antetokounmpo telah menjelma menjadi salah satu ikon dalam dunia bola basket. Keterbatasan dan perjuangan yang dialaminya di masa lalu telah membentuknya menjadi sosok yang kuat, penuh tekad, dan penuh inspirasi.

Pilihan Editor: FIBA World Cup 2023: Pelatih Spanyol Waspadai Absennya Raul Neto di Timnas Brasil 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus