Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Amerika - Ahli geokimia dari UCLA, Amerika Serikat, Edward Young, menyatakan teori lahirnya bulan akibat tabrakan antara bumi dan embrio sebuah planet bernama Theia. “Hal ini terlihat dari adanya kesamaan kimiawi dari oksigen yang terkandung dalam bebatuan bumi dan bulan,” kata ketua tim peneliti tersebut pada Sabtu, 30 Januari 2016, seperti dilansir dari situs UCLA.
Para peneliti ini memanfaatkan spektrometer massa paling mutakhir untuk membuktikan dalilnya. Adanya kontak fisik antara Bumi dan Theia sekitar 4,5 miliar tahun lalu sudah diyakini para peneliti. Selama ini, mereka menduga Bumi dan Theia bersinggungan dengan sudut 45 derajat. Sedangkan temuan Young dan timnya membuktikan kedua planet tak sekadar bersinggungan, tapi berbenturan.
Kunci rekonstruksi tabrakan hebat ini adalah kandungan kimia dalam atom oksigen bebatuan Bumi dan Bulan. Para peneliti mengambil tujuh contoh batu dari Bulan yang dibawa dengan Apollo 12, 15, dan 17; yang dibandingkan dengan enam batu vulkanis dari mantel bumi--masing-masing diambil dari Hawaii dan Arizona.
Hasilnya, isotop kedua bebatuan mirip, yaitu O-16; karena setiap atom mengandung delapan bagian proton dan delapan neutron. Untuk Mars dan planet lain, menurut Young, memiliki isotop batu yang berbeda dan lebih berat seperti O-17 hingga O-18.
“Kalau sekadar bersinggungan, tentu isotop oksigen Bulan tak akan persis seperti Bumi. Tapi lebih seperti Theia. Faktanya, isotop bebatuan ini mirip. Karena itu, kami menyimpulkan yang terjadi adalah tabrakan langsung,” tutur Young. Planet Theia yang hancur akibat benturan ini kemudian menjadi bagian dari Bumi dan Bulan sekaligus.
UCLA | PHYS | URSULA FLORENE
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini