MEMELOTOTI deretan angka dan huruf di layar komputer sering membuat mata jadi lelah. Memeriksa gambar-gambar pun bisa membikin pening kepala. Kalau angka, huruf, dan gambar, dipadukan, dan syukur-syukur ditambah dengan suara merdu, itu baru sedap. Inilah jasa yang ditawarkan oleh produsen komputer belakangan ini. Perangkat untuk menggabungkan angka, teks, gambar, dan suara ini, kini lazim disebut multimedia. Ada puluhan program multimedia yang kini beredar di Indonesia. Kegunaannya pun macam-macam. Sebutlah salah satunya, Macromind. Bermodal komputer Macintosh dan program Macromind, orang bisa menyajikan data perusahaan yang centang-perentang menjadi grafik dan gambar-gambar yang manis, warna-warni, bergerak. Bahkan bisa dimasukkan ilustrasi musik atau narasi. Dalam rapat-rapat perusahaan, hasil pekerjaan multimedia ini bisa ditampilkan di layar lebar lewat proyektor. Kalau diperlukan, gambar-gambar dan suara itu dapat direkam di kaset video atau laser disk, lalu dibawa ke mana-mana. Kecanggihan program multimedia selama ini cuma bisa dimainkan di komputer yang lumayan besar, biasa disebut multimedia personal computer (MPC). Beratnya tak kurang dari 15 kg dan harus dihubungkan dengan listrik ratusan watt. Keruan saja, seni multimedia itu hanya bisa dimainkan di ruangan kantor atau rumah-rumah. Namun, kini ada terobosan baru. Raksasa elektronik Sony, Philips, dan Panasonic, membuat seni multimedia ini bisa dimainkan di taman, kabin pesawat terbang, mobil, atau di mana saja. Ketiga jagoan elektronik ini telah memproduksi multimedia personal computer dalam kemasan mini. Beratnya tak sampai 3 kg. Panjangnya 19 cm, lebar 14 cm, dan tebalnya 6,3 cm. Produk baru ini dinamai compact disc interactive alias CD-I. Ada pula yang menyebutnya intelligent discman. Kehadiran barang baru ini sempat menarik perhatian dari para peminat multimedia yang hadir dalam sebuah lokakarya di Wisma Abadi, Jakarta, dua pekan silam. Istilah discman yang menempel pada CD-I ini tampaknya mengacu pada kata walkman yang menunjuk tape recorder mini. Maka, bentuk mini dari MPC itu "dipelesetkan" pula menjadi intelligent discman. Nama apa pun yang dipakai, CD-I ini boleh jadi bakal mendapat tempat tersendiri di kalangan bisnismen. Perkakas ini memang menjanjikan kemudahan: kecil, gampang dibawa, dan tak memerlukan listrik besar. CD-I ini cukup dicatu listrik 9 watt, atau batere ukuran 6 volt. Sebagaimana MPC, CD-I ini merupakan fasilitas multimedia. Gambar-gambar dan penjelasan sebuah produk baru, sebutlah pesawat terbang atau helikopter, bisa ditampilkannya. Tentu saja, gambar, suara, tulisan, dan angka-angka itu telah direkam sebelumnya pada disket yang sesuai. Data visual akan tampil lewat layar selebar 12 cm. Bentuk CD-1 ini memang mirip komputer lipat semacam lap-top. Kalau lipatan itu dibuka, tampak sebuah layar dan beberapa tuts di depannya, untuk memberikan perintah. Jumlah tuts di situ tak lebih dari 10 buah, sebuah isyarat bahwa perkakas ini tak membutuhkan instruksi yang rumit. "Jadi, mudah bagi orang awam mempelajari pengoperasiannya," kata Kendro Hendra dari PT Jayakusuma Permai Data, distributor alat tersebut. Kendati berukuran mini, CD-I ini juga memiliki kemampuan seperti "abangnya" yaitu PMC. Intelligent discman ini dapat dipakai untuk menampilkan gambar-gambar di layar lebar, pada presentasi perusahaan dan latihan-latihan kerja. Lantaran bentuknya yang mungil, kata Kendro, CD-I ini bisa dimuati dengan program istimewa yang berguna untuk tugas lapangan, misalnya petunjuk reparasi pesawat. Dibandingkan dengan petunjuk reparasi yang ada di buku pedoman, instruksi dari CD-I itu lebih mudah dipahami, karena ada gambar-gambar animasi, suara, di samping teks. Gambar-gambar pada layar mudah pula diatur ukurannya, bisa diperbesar atau diperkecil. Mengikuti peluncuran CD-I itu, kini programnya mulai banyak beredar. Isinya macam-macam. Ada resensi film lengkap dengan potongan videonya, petunjuk reparasi mesin-mesin besar, katalog lagu-lagu, atau ensiklopedi. Disketnya berisi data elektronik sebesar 650 megabyte, setara dengan informasi di halaman koran selama 1,5 tahun. Bila diproses menjadi gambar, data itu akan menyajikan 70.000 gambar diam. Peranti lunak CD-I itu diam-diam juga telah dirancang di Indonesia. Perancangnya PT inTouch (Indototal Ultima Canggih). Di tengah-tengah lokakarya 21 Oktober lalu itu, inTouch, anak perusahaan Jayakusuma Permai, meneken persetujuan dengan Sony Co., guna memasarkan produk peranti lunaknya. Artinya, kata Kendro yang juga direktur utama PT inTouch, Sony akan menangani perbanyakan program itu dan penjualannya. Program bikinan inTouch ini melibatkan 53 orang, 80% perancang grafis dan selebihnya programer. Ada tiga judul yang dirancang inTouch, yaitu tentang pariwisata di Kota Neboeka, Jepang, profil Sony Co., dan katalog lukisan koleksi ARS, perusahaan penyewaan lukisan monumental kelas dunia. Menu itulah yang akan disodorkan untuk pemilik intelligent discman. Seperti ketika walkman menjamur, kali ini Sony, Philips, dan Panasonic tak cuma bertiga "bermain" discman. Dalam waktu dekat ini Sanyo, Matsushita, dan Cyocera akan memproduksi barang yang sama. Dewi Anggraeni dan PTH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini