Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengaruh Sir Alex Ferguson di Old Trafford terasa sejak Ole Gunnar Solskjaer menjadi manajer sementara Manchester United. Pengaruh Fergie ini terlihat ketika bagaimana United bisa menyamakan kedudukan 2-2 melawan tamunya, Burnley, pada pertandingan pekan ke-24 Liga Primer Inggris dinihari tadi, Rabu 30 Januari 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setelah pertandingan, Manajer Burnley, Sean Dyche, menyebut kembali frasa kata yang sangat terkenal di Liga Inggris tempo dulu, semasa Alex Ferguson masih berkuasa sebagai manajer Manchester United, yaitu “Fergie Time”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Frasa kata Fergie Time ini menunjuk kepada bagaimana manajer legendaris United dari Skolandia itu membuat timnya bisa memanfaatkan secara maksimal menit-menit terakhir pertandingan untuk mengubah keadaan.
Manajer MU Alex Ferguson (kanan) berbincang dengan Ole Gunnar Solskjaer dalam pelatihan di Kompleks pelatihan Carrington, Manchester, 6 November 2007. Ole pernah menjadi pelatih di klub Norwegia Molde, Cardiff City, dan Clausenengen U19. REUTERS/Phil Noble
Frasa Fergie Time yang paling fenomenal adalah ketika Manchester United pada era David Beckham, Ole Gunnar Solskjaer, dan kawan-kawan sudah ketinggalan 0-1 dari Bayern Munich pada pertandingan final Liga Champions Eropa 1999 di Barcelona, Spanyol. Hal itu terjadi sampai memasuki tambahan waktu setelah standar pertandingan normal 90 menit, atau disebut injury time. Sebagian penggemar dan pengamat bola sudah memperkirakan kekalahan United hanya tinggal soal waktu.
Ada injury time selama tiga menit. Dari sebuah tendangan penjuru, penyerang Teddy Sheringham masuk sebagai pemain pengganti, mencetak gol pada injury time menit pertama.
Asisten manajer United, Steve Mclaren, lantas mengingatkan bosnya, Ferguson, untuk menyiapkan timnya menghadapi babak perpanjangan waktu. Sir Fergie menjawab, “Steve pertandingan ini belum selesai!”
Dan, pada 112 detik menjelang pertandingan normal usai, terjadilah keajaiban itu. Ole Gunnar Solskjaer, manajer sementara sekarang, mencetak gol kemenangan 2-1 melawan Bayern pada final Liga Champions 1999.
Seusai laga di Old Trafford, dinihari tadi, Rabu 30 Januari, Manajer Burnley, Sean Dyche, memang melontarkan kemarahannya soal bagaimana bisa ada injury time sekitar lima menit ketika mereka sudah memimpin 2-0 sampai menit ke-81. Dyche juga mengatakan mereka tak pantas mendapat hukuman penalti. “Bagaimana bisa tambahan waktu selama itu karena tidak ada kejadian fisik yang menghambat pertandingan,” katanya.
Tapi, di sisi lain, Sean Dyche mengungkapkan pujian kepada lawan sekaligus penilaiannya tentang pengaruh Alex Ferguson yang sangat terasa kepada Ole Gunnar Solskjaer dalam memanajeri timnya.
Setelah ketinggalan 0-2 -yang bakal merusak reputasi delapan kemenangan beruntun United di bawah asuhan Solskjaer-, gelandang Prancis, Paul Pogba, memanfaatkan hadiah penalti dengan baik untuk memperkecil ketinggalan menjadi 1-2.
Lantas pada injury time menit ke-92, bek tengah United, Victor Lindelof, membobol gawang Burnley, setelah kiper Tom Heaton menghadang tandukan Alexis Sanchez.
Dan, Dyche lantas menyitir kembali frasa lama terkenal, yaitu “Fergie Time” untuk mendeskripsikan bagaimana metode kepelatihan Alex Ferguson untuk menghasilkan drama-drama kebangkitan pada saat-saat terakhir dipakai kembali di Old Traffor oleh Solskjaer.
“Setiap menit penting. Anda hanya ingin alasan atau tidak ada alasan. Ini lebih dari sekadar soal mentalitas yang dibawa ke lapangan. Mereka menyebutnya Waktu Fergie. Anda bisa merasakannya. Semua pemain mereka bergerak ke depan,” kata Dyche.
“Saya tidak tahu di mana hal itu berasal. Tapi, dalam sejarah klub ini (Manchester United), semua orang percaya kapan waktu lima menit itu dimaksimalkan,” Sean Dyche, manajer Burnley yang paling sukses, melanjutkan.
TELEGRAPH | SKY SPORTS | SOCCERNET