Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Feyenoord Rotterdam gagal mengakhiri puasa gelar di kompetisi Eropa selama 20 tahun usai kalah dari AS Roma di partai final UEFA Conference League. Bertanding di Air Albania Stadium pada Kamis dinihari, 26 Mei 2022, klub asal Belanda itu kalah 0-1 dari tim asuhan Jose Mourinho.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kapten Feyenoord Justin Bijlow mengatakan kekalahan dari AS Roma pada partai final itu mengecewakan. Menurut dia, peluang klub kembali meraih trofi kompetisi Eropa pertama dalam 20 tahun terakhir seharusnya terbuka lebar setelah rekan-rekannya berhasil mendominasi pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Feyernoord, yang memenangkan Piala UEFA terakhir pada tahun 2002, kalah 1-0 di final Liga Konferensi Europa edisi perdana karena kesalahan lini pertahanan pada menit ke-32. Bek Gernot Trauner gagal mengantisipasi umpan silang dari Gianluca Mancini ke kotak penalti yang memungkinkan Nicolo Zaniolo berhasil mencetak gol dari jarak dekat.
“Ini benar-benar mengerikan. Kami benar-benar ingin membawa piala itu bersama kami, untuk berterima kasih kepada para pendukung dan mengembalikan Feyenoord ke peta persaingan di Eropa. Sayangnya itu tidak berhasil seperti itu,”kata kiper Bijlow dikutip dari Reuters.
Menurut Bijlow, Feyenoord telah memberikan banyak tekanan dan menyebabkan Roma kesulitan. “Kau lihat mereka kesulitan berurusan dengan kami. Tapi sayangnya itu tidak cukup baik. Agak klise, tapi 20 tahun lalu kami terakhir bermain di final Piala Eropa. Mungkin kedengarannya, tetapi untuk saat ini sangat buruk bahwa kami tidak dapat membawa piala itu ke Rotterdam.”
Penyerang Feyenoord Cyriel Dessers menambahkan, “Kami melakukan hampir segalanya dengan benar selama 19 pertandingan dan sekarang satu kesalahan membuat kami dihukum. Itu sangat menyakitkan. Tapi terkadang kami bermain nyaris sempurna. Kami hampir tidak bisa menyalahkan diri sendiri."
Feyenoord bukan tanpa peluang. Mereka punya peluang mencetak gol sebelum babak pertama selesai. Sayangnya, peluang itu membentur tiang gawang dua kali dan memaksa Roma untuk tampil bertahan setelah turun minum. "Mereka bermain dengan kejam. Bahkan ketika bola tidak dekat, saya dilanggar," kata Dessers.
Adapun Pelatih Feyenoord Arne Slot berusaha meringankan kekecewaan para pemainnya usai pertandingan. “Saya tidak bisa menghilangkan kekecewaan dari mereka, tetapi saya juga mengatakan bahwa itu adalah hak istimewa untuk bekerja dengan tim ini setiap hari musim ini. Tidak ada hari di mana kami tidak menikmati berada di lapangan latihan bersama,” ujar Slot.