Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Erik ten Hag merasa kecewa karena dipecat dari jabatannya sebagai pelatih kepala Manchester United pada Senin, 28 Oktober lalu. Pemecatan itu terjadi selang sehari setelah Setan Merah kalah 1-2 dari West Ham United yang membuat posisinya turun ke peringkat ke-14 klasemen Liga Inggris.
Itu menjadi kekalahan keempat Man United dalam sembilan laga pertama liga musim ini. Kegagalan memetik poin dari kandang West Ham itu membuat mereka hanya mengemas 11 poin, terpaut 12 poin dari pemuncak klasemen Manchester City.
Asisten pelatih Ruud van Nistelrooy ditugasi untuk memimpin tim sebelum perekrutan pelatih permanen yang baru. Meski sedih dengan kepergian Ten Hag, mantan penyerang United itu berharap bisa tetap di Old Trafford, dengan peran apa pun.
Ruben Amorim yang kini melatih klub Portugal Sporting CP dikabarkan telah setuju pindah ke Manchester United. Dia diharapkan tiba di Old Traffrod setelah tim Portugal itu menjalani laga kandang melawan Estrela da Amadora pada Sabtu dinihari WIB, 2 November 2024, seperti dilansir dari Manchester Evening News.
Berbicara kepada SoccerNews, Hans Kraay Jr, yang pernah bermain bersama Ten Hag di De Graafshap, mengungkapkan bahwa pelatih Belanda berusia 54 tahun hancur setelah pemecatan itu.
"Saya memahami bahwa ia menerima 17 juta Euro dan kemudian orang-orang berkata: 'Ia akan terjungkal di Manchester',” kata Kraay.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Kraay, Ten Hag benar-benar terpukul bukan karena kehilangan pekerjaan atau pendapatan, tetapi persoalan pemecatan itu sendiri. “Saya juga tak berpikir harus menelepon dia, ‘Apakah kamu masih punya uang untuk makan?’ Bukan itu persoalannya. Tapi saat ini dia dalam masalah,” ucapnya.
Van Nistelrooy mengaku ia berbicara dengan Ten Hag sebelum pertandingan pertamanya memimpin Manchester United. Menurut dia, mantan pelatih Ajax itu benar-benar peduli dengan klub lebih dari sekadar bekerja di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Jelas, sangat kecewa dan tersentuh karena ia benar-benar peduli dengan klub. Saya benar-benar merasakan bahwa ia peduli dan mencintai klub ini. Dia ingin memajukan klub ini dan itulah alasan kami terhubung, dan itulah mengapa ia juga merasa sakit hati karena dipecat,” kata Nistelrooy.
“Tapi dia juga bangga atas prestasinya di sini dengan dua piala dan tentu saja dengan hasil kerjanya untuk klub yang bakal jadi sejarah,” kata dia menambahkan.
Di bawah asuhan Ten Hag, Manchester United menyabet gelar Piala Liga Inggris atau Carabao Cup 2023. Kemenangan itu diraih setelah mengalahkan Newcastle United 2-0 di final, yang membuat klub mengakhiri puasa gelar hampir enam tahun, sejak terakhir menjuarai Liga Europa 2017.
Kala itu, Ten Hag terlihat gembira melompat-lompat di lapangan Stadion Wembley bersama Antony dan Lisandro Martinez, kedua pemain yang mengikutinya pindah dari Ajax ke Manchester United. Apa yang diperlihatkannya itu tidaklah biasa. Pelatih Belanda itu lebih sering terlihat dengan ekspresi termenung. Ia jarang menunjukkan emosi seperti itu selama 18 bulan masa tinggal di Manchester.
Ten Hag mempersembahkan gelar keduanya, Piala FA 2024, setelah mengalahkan Manchester City 2-1 di final. Kemenangan ini membuat Manchester United mendapatkan jatah bermain di Liga Europa.
Sementara di lain sisi, pelatih Ruben Amorim dikatakan telah menerima tawaran untuk menangani Manchester United. Hal itu diperkuat dengan pernyataan klub Portugal Sporting CP yang membenarkan bahwa mereka sudah menerima tawaran dari Man United untuk.
"Manchester United FC menyatakan minatnya untuk merekrut pelatih Ruben Amorim, dengan Dewan Direksi Sporting mengacu pada syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak kerja yang berlaku antara perusahaan dan pelatih, khususnya klausul pemutusan hubungan kerja masing-masing dan sejumlah 10 juta euro,” kata pernyataan dari Sporting, klub yang bermarkas di Lisbon itu, dikutip dari Reuters.
Pilihan Editor: Manchester United Bakal Datangkan Ruben Amorim, Begini Tanggapan Diogo Dalot