Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepakbola

Perbandingan Statistik Kepelatihan Patrick Kluivert yang Gantikan Shin Tae-yong

Pelatih asal Belanda Patrick Kluivert menggantikan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Ini statistik keduanya sebagai pelatih.

8 Januari 2025 | 20.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong dalam sesi jumpa pers usai laga melawan Australia di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 10 September 2024. TEMPO/Randy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert, dikabarkan telah direkrut oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai Pelatih Timnas Indonesia pengganti Shin Tae-yong. Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat pengumuman pemutusan hubungan kerja dengan Shin Tae-yong membenarkan desus itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami juga sudah menemukan gantinya, tanggal 11 (Januari) sudah mendarat dan 12 akan konferensi pers,” kata Erick di Menara Danareksa, Jakarta Pusat pada Senin, 6 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadirnya Patrick Kluivert di persepakbolaan Indonesia dinilai beberapa pihak akan sangat membantu penerapan sistem permainan dan taktik di lapangan. Pasalnya, para pemain diaspora Indonesia dibesarkan dalam budaya Belanda, sehingga problem bahasa tidak akan menjadi masalah dengan mereka.

Di sisi lain, Kluivert menggendong ekpektasi tinggi penggemar sepak bola Tanah Air buntut jejak yang ditinggalkan Shin Tae-yong. Selama lima tahun mengasuh, pelatih asal Korea Selatan itu mampu membawa Timnas Indonesia menduduki posisi runner-up Piala AFF 2020, medali perunggu di SEA Games 2021, runner-up Piala AFF U-23 2023, hingga fase grup Piala Asia U-20 2023.

Bahkan sebelum diberhentikan, Shin Tae-yong telah membimbing timnas Indonesia terlebih dahulu mengamankan posisi semifinal Piala Asia U-23 2024, untuk kemudian lolos ke Piala Asia 2027. Terakhir, skuad asuhannya yang diperkuat sederet pemain naturalisasi mampu lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Lantas seperti apa head to head antara Patrick Kluivert dengan Shin Tae-yong?

Saat masih remaja, Patrick Kluivert pernah divonis bersalah dalam kasus penghilangan nyawa secara tidak sengaja. Ia dijatuhi hukuman pelayanan masyarakat. Pada tanggal 9 September 1995, Kluivert, yang saat itu berusia 19 tahun dan masih bermain untuk Ajax, mengemudi mobil sport BMW M3 yang terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil di Amsterdam. Kala itu seorang pria berusia 56 tahun tewas dan seorang penumpang lain terluka parah. Ia dijatuhi hukuman 240 jam pelayanan masyarakat. Shutterstock

Jejak Patrick Kluivert sebelum jadi pelatih Timnas Indonesia

Dilansir dari Antara, sebagai pelatih, Patrick Kluivert tercatat masih belum mampu meraih trofi utama. Sejak menjadi asisten pelatih di AZ Alkmaar pada 2008, pencapaian terbaik pria 48 tahun itu adalah membawa Twente U-21 menjuarai Beloften Eredivisie 2011/2012. Ini adalah kompetisi strata tertinggi untuk tim cadangan di Liga Belanda.

Selepas berkarier di AZ Alkmaar, Kluivert ia diboyong klub Liga Australia, Brisbane Roar pada Januari 2010. Tak lama, ia kembali ke kampung halaman dengan menjadi asisten pelatih di NEC Nijmegen pada Agustus 2010. Kluivert pindah ke tim junior FC Twente pada musim 2011/2012, dan berhasil membawa klub itu meraih gelar juara.

Pada Maret 2015, Kluivert dilamar federasi sepak bola Curacao untuk menjadi pelatih timnas di negara sebelah timur Venezuela itu. Namun, di sana Kluivert mencatatkan rekor buruk. Dia gagal membawa tim melaju ke putaran final Piala Dunia 2018. Kembali ke Belanda, ia menjalani peran ganda dengan melatih Ajax A1 atau tim U-19.

Memasuki Juli 2016, Kluivert mencoba peran baru di klub Prancis, Paris Saint Germain atau PSG, sebagai Direktur Olahraga. Setelah itu, Kluivert menjadi asisten pelatih Clarence Seedorf di timnas Kamerun mulai Agustus 2018 sampai Juli 2019. Ia sempat menjadi direktur akademi di Barcelona setelah meninggalkan Kamerun, tetapi kiprahnya hanya berlangsung singkat.

Kluivert kembali menangani timnas Curacao sebagai pelatih sementara pada Mei 2021, sambil menggantikan Guus Hiddink yang terkena COVID-19. Terakhir, Kluivert melatih tim Turki, Adana Demirspor, mulai Juni 2023, tetapi kemudian hengkang dengan kesepakatan bersama pada Desember tahun yang sama.

Statistik terakhir Kluivert tak begitu bagus tapi juga tak buruk. Bersama Curacao, dia tercatat membengkeli 14 pertandingan di mana mendapat empat kemenangan, empat seri, dan enam kekalahan. Sedangkan bersama Adana Demirspor adalah delapan kemenangan, enam seri, dan enam kekalahan dari 20 pertandingan.

Jejak Shin Tae-yong sebelum menjadi pelatih Timnas Indonesia

Shin Tae-yong mengawali karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih di klubnya pada masa-masa terakhir menjadi pemain, yaitu Brisbane Roar, pada 2015 di Liga Australia. Klub yang juga pernah dilatih Kluivert pada 2010. Dia kemudian membawa Songnam FC memenangi Liga Champions Asia 2010.

Tim nasional U-23 Korea Selatan adalah ladang pekerjaan Shin Tae-yong berikutnya. Dalam Piala Asia U-23, dia berhasil membawa anak asuhannya melaju ke final. Namun, di partai final, mereka harus menyerah kepada Jepang dengan skor akhir 3-2. Walau kalah, pasukan Gingseng berkesempatan bermain di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.

Dalam Olimpiade di Brasil itu, anak-anak asuhannya berhasil menjadi jaura grup, mengalahkan tim kuat, Jerman dan Meksiko. Mereka pun melaju ke babak perempat final. Namun langkah mereka terhenti setelah kalah oleh Honduras dengan skor tipis 1-0.

Prestasi Shin Tae-yong membawa Timnas Korea Selatan ke Olimpiade membuatnya dilirik sebagai pelatih senior pada 2027. Kala itu dia ditunjuk menggantikan pelatih asal Jerman, Uli Stielike. Sayang, Bmbekas pemain Piala Dunia 1982 ini membawa Korea Selatan babak belur di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia.

Shin, yang kala itu dianggap sebagai asisten Stielike, dianggap sebagai orang yang paling memahami kondisi tim. Dengan hanya menyisakan dua laga, ia bekerja keras untuk meloloskan tim asuhannya. Meski hanya meraih hasil imbang di dua laga tersebut, ia mampu membawa Korea Selatan lolos ke Piala Dunia 2018.

Namun, di putaran final di Rusia, mereka bergabung dengan tim kuat, Jerman, Swedia, Meksiko. Banyak yang menyangsikan Korea Selatan akan melaju jauh dalam turnamen itu. Hasilnya, pasukan Shin pulang lebih cepat. Meski begitu, mereka membuat sejarag dengan mengalahkan Jerman dua gol tanpa balas.

Setelah direkrut PSSI sebagai pelatih pada akhir Desember 2019, Shin Tae-yong tercatat sudah memimpin pertandingan timnas Indonesia senior sebanyak 57 kali dan bertanggung jawab untuk pertandingan timnas U-23 sebanyak 21 kali. Pelatih 54 tahun itu juga menangani pertandingan timnas U-20 sebanyak 14 kali dan timnas U-19 sebanyak 18 kali.

Dari 57 pertandingan tersebut, Timnas Indonesia dibawah tata taktik Shin Tae-yong berhasil memenangkan 26 pertandingan. Sementara 14 pertandingan lainnya seri dan menelan kekalahan sebanyak 17 kali. Adapun torehan gol Skuat Garuda selama lima tahun terakhir yaitu 106 gol dan 75 kali kebobolan

Bagus Pribadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus