Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cekfakta

Sebagian Benar, Narasi tentang Efek Pil KB, Suntik, Kalender, dan IUD Pada Perempuan

Sebuah konten beredar di Facebook yang mengatakan sejumlah efek Pil KB atau berbagai jenis atau alat kontrasepsi pada perempuan.

16 Desember 2024 | 18.36 WIB

cek-fakta
Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah konten beredar di Facebook [arsip] yang mengatakan sejumlah efek negatif dari berbagai jenis alat KB atau alat kontrasepsi, pada perempuan. Dikatakan efek negatif itu bersifat variatif tergantung metabolisme masing-masing orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Narasi itu mengatakan bahwa pil KB rawan menyebabkan kanker, KB suntik dapat merusak hormon, KB kalender rawan kecolongan, dan KB IUD rawan menyebabkan perdarahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, benarkah narasi yang mengatakan berbagai jenis KB memiliki sejumlah efek samping negatif tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa klaim-klaim yang beredar mengenai bahaya beberapa jenis kontrasepsi tidak sepenuhnya benar. Jenis kontrasepsi seperti jenis hormonal dapat mengurangi risiko terjadinya kanker.

Dosen Departemen Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair)/KSM Obgin RS Unair, dr. Muhammad Ardian Cahya Laksana, SpOG(K) Subsp Obginsos., M.Kes., menjelaskan keamanan alat kontrasepsi berdasarkan penelitian selama ini.

Klaim 1: Pil KB rawan menyebabkan kanker

Fakta: Pil KB dapat menurunkan risiko kanker. Muhammad Ardian menjelaskan secara umum kontrasepsi jenis pil mampu menurunkan risiko kanker endometrium atau kanker rahim hingga lebih dari 30 persen, menurunkan risiko kanker ovarium 30 sampai 50 persen, dan kanker usus besar sebesar 15 sampai 20 persen.

Efek perlindungan dan pengurangan risiko terhadap kanker tersebut, kata dia, bertahan lama hingga 30 tahun, bahkan setelah penggunaan kontrasepsi dihentikan dan lebih kuat pada penggunaan jangka panjang. 

Akan tetapi pada seseorang dengan kanker payudara jenis tertentu yang sensitif pada hormon estrogen dan progesteron, Ardian mengimbau agar penggunaan kontrasepsi pil dihindari. 

“Jadi klaim yang beredar bertentangan dengan temuan dalam penelitian tersebut. Sesungguhnya Pil KB dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker,” kata dr Ardian kepada Tempo, Sabtu, 14 Desember 2024.

Klaim 2: KB suntik dapat merusak hormon

Fakta: Kondisi hormon dapat diregulasi kembali, bukan rusak akibat KB suntik. Ardian menjelaskan kontrasepsi suntik, baik suntik tiga bulan maupun satu bulan, bertujuan menghambat kehamilan melalui modifikasi regulasi hormon, mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi ini membuat lendir serviks menjadi lebih kental, dan dinding rahim menjadi lebih tipis.

Kontrasepsi suntik bekerja dengan memodifikasi regulasi hormon, bukan merusak hormon. Jika dilakukan dengan tepat, kata Ardian, bisa mengurangi beberapa efek sampingnya.

Salah satu keuntungan kontrasepsi suntik, Ardian, menjelaskan adalah menurunkan risiko kanker endometrium dan radang panggul. Penghentian penggunaan KB suntik dapat mengembalikan kesuburan setelah enam bulan sampai dengan dua tahun. “Artinya, klaim dalam narasi yang beredar keliru,” kata dia.

Klaim 3: KB kalender rawan kecolongan

Fakta: KB kalender atau calendar rhythm method, memiliki tingkat keberhasilan rendah. Menurut Ardian, metode ini memang memiliki tingkat kegagalan yang tinggi sesuai sebuah penelitian yaitu 13,9 kegagalan per 100 episode penggunaan dalam periode 12 bulan. Hal ini sesuai dengan klaim dalam narasi yang beredar.

Tingkat kegagalan ini termasuk yang tertinggi di antara metode kontrasepsi lainnya. Demikian juga metode coitus interruptus (penarikan sebelum ejakulasi), yang memiliki tingkat kegagalan 13,4 per 100 episode penggunaan.

“Tingkat kegagalan yang tinggi tersebut terjadi karena kedua metode ini sangat bergantung pada konsistensi dan akurasi pengguna dalam memprediksi masa subur atau mengendalikan waktu ejakulasi. Faktor seperti siklus menstruasi yang tidak teratur dan kurangnya pengalaman atau pengetahuan pengguna dapat meningkatkan risiko kegagalan,” ujar dr Ardian.

Klaim dalam narasi yang beredar sama dengan hasil penelitian tersebut. KB kalender dan penarikan sebelum ejakulasi, memiliki tingkat keberhasilan rendah karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan pengguna.

Klaim 4: KB IUD rawan menyebabkan perdarahan

Fakta: Intrauterine Device atau IUD memang dapat meningkatkan risiko perdarahan abnormal. Meskipun efektif, berdasarkan sebuah studi, kontrasepsi jenis ini dilaporkan oleh sejumlah perempuan karena mengalami pendarahan setelah pemasangan IUD.

Berikut beberapa alasan mengapa IUD, terutama yang berbasis tembaga dan hormonal, dapat menyebabkan perdarahan:

  • Reaksi Tubuh Terhadap Alat Kontrasepsi. Setelah IUD dipasang, tubuh mungkin bereaksi terhadap keberadaan benda asing di dalam rahim. Ini dapat menyebabkan peradangan lokal, yang bisa mengakibatkan perdarahan.
  • Pemasangan IUD. Pemasangan IUD dapat menyebabkan trauma ringan pada rahim, dan beberapa wanita mungkin mengalami perdarahan ringan setelah prosedur. Ini biasanya bersifat sementara dan akan reda dengan sendirinya.
  • Menstruasi yang Tidak Teratur. Banyak wanita yang menggunakan IUD tembaga (yang tidak mengandung hormon) mungkin mengalami menstruasi yang lebih berat dan lebih lama dalam beberapa bulan pertama setelah pemasangan, karena IUD dapat mempengaruhi cara darah mengalir dalam rahim.
  • Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Infeksi. Adanya infeksi atau penyakit menular seksual dapat menyebabkan peradangan di area panggul, yang kemudian dapat menyebabkan perdarahan. Jika ada gejala seperti nyeri panggul atau keputihan abnormal, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
  • Kondisi Medis yang Mendasari. Beberapa wanita memiliki kondisi medis, seperti fibroid atau polip rahim, yang mungkin berkontribusi pada pembengkakan dan perdarahan yang lebih berat saat menggunakan IUD.
  • Usia dan Status Menstruasi. Wanita yang lebih muda atau yang baru saja mulai menstruasi mungkin lebih rentan terhadap perdarahan yang lebih berat karena perubahan hormonal yang terjadi saat tubuh menyesuaikan diri dengan IUD. “Jika perdarahan yang dialami berlebihan, berkepanjangan, atau disertai gejala lainnya seperti nyeri yang tak tertahankan, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Mereka dapat melakukan evaluasi untuk menentukan penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat,” kata dr. Ardian. Fakta ini sama dengan klaim dalam narasi yang beredar tentang KB IUD. Terdapat laporan sejumlah perempuan yang mengalami perdarahan setelah pemasangan KB IUD. 

Cara KB yang Tepat

Menurut Ardian, sesungguhnya penggunaan kontrasepsi, khususnya hormonal seperti KB suntik dan IUD, selain mencegah kehamilan juga bisa mencegah kemunculan jerawat dan mengatur siklus haid.

Sehingga ketika kontrasepsi dihentikan, justru dapat meningkatkan kesuburan. Di samping itu, kontrasepsi hormonal telah terbukti menurunkan risiko kanker rahim,ovarium dan usus besar. Penting juga melakukan KB dengan cara yang tepat.

Berikut langkah yang disarankan dr. Ardian untuk memilih kontrasepsi yang sesuai:

  1. Memahami Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
  • Kontrasepsi Hormonal. Termasuk pil, injeksi, dan implant. Menyediakan perlindungan yang efektif terhadap kehamilan dengan cara mengatur hormon.
  • IUD (Intrauterine Device). Bisa bermacam-macam, baik berbasis tembaga (non-hormonal) maupun hormonal. IUD dapat bertahan lama (5–10 tahun) dan sangat efektif.
  • Barrier. Seperti kondom, diafragma, dan spon. Mencegah sperma mencapai sel telur dan juga dapat melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).
  • Metode Naturalis. Seperti pemantauan suhu tubuh dan metode kalender. Memerlukan disiplin dan pemahaman yang baik tentang siklus menstruasi.
  • Sterilisasi. Metode permanen seperti vasektomi (untuk pria) dan ligasi tuba (untuk wanita).
  1. Berkonsultasi dengan Tenaga Medis
    Diskusikan pilihan kontrasepsi dengan dokter atau tenaga kesehatan yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan informasi berdasarkan riwayat kesehatan, usia, dan kebutuhan spesifik Anda.
  2. Pertimbangkan Kesehatan dan Riwayat Medis
  • Riwayat kesehatan pribadi. Adakah kondisi medis yang mungkin mempengaruhi pilihan Anda, seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat kanker payudara?
  • Riwayat kesehatan keluarga. Apakah ada riwayat penyakit tertentu dalam keluarga yang dapat mempengaruhi pilihan metoda kontrasepsi?
  • Usia dan status reproduksi. Apakah Anda ingin memiliki anak dalam waktu dekat atau lebih suka metode jangka panjang?
  1. Tingkat Kenyamanan dan Praktis
  • Kepatuhan. Apakah Anda dapat mengingat untuk minum pil setiap hari, atau lebih suka metode yang tidak memerlukan perhatian harian?
  • Pengaruh Seksualitas. Apakah metode tersebut mengganggu pengalaman seksual? Misalnya, kondom dapat digunakan untuk mencegah IMS, tetapi mungkin dianggap kurang nyaman oleh beberapa pasangan.
  1. Efektivitas Kontrasepsi
    Pelajari seberapa efektif masing-masing metode dalam mencegah kehamilan. IUD dan metode hormonal biasanya lebih efektif dibandingkan dengan metode barier jika digunakan dengan benar.
  2. Efek Samping dan Risiko
    Setiap metode kontrasepsi memiliki efek samping dan risiko tertentu. Bacalah informasi tentang potensi efek samping dan diskusikan dengan dokter Anda. Misalnya, beberapa wanita mungkin mengalami perubahan suasana hati, penambahan berat badan, atau perubahan siklus menstruasi saat menggunakan kontrasepsi hormonal.
  3. Biaya dan Aksesibilitas
    Pertimbangkan biaya dan apakah metode yang Anda pilih mudah diakses. Beberapa kontrasepsi mungkin memerlukan resep, dan beberapa lainnya mungkin lebih mahal daripada yang lain.
  4. Uji Coba dan Penyesuaian
    Beberapa wanita mungkin perlu mencoba beberapa metode sebelum menemukan yang paling cocok. Berikan waktu untuk menyesuaikan diri dengan metode baru dan awasi bagaimana tubuh Anda bereaksi.
  5. Pendidikan yang Berkelanjutan
    Teruslah belajar dan tetap informasi mengenai kontrasepsi yang Anda pilih. Hal ini membantu Anda untuk lebih memahami dan mengatasi masalah yang mungkin muncul serta memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksi.

“Kesimpulannya, memilih alat kontrasepsi melibatkan pertimbangan yang matang dan pemahaman yang baik tentang berbagai metode yang tersedia. Dengan berkonsultasi dengan tenaga medis, mempertimbangkan kebutuhan pribadi dan kesehatan, Anda dapat membuat keputusan yang aman dan tepat untuk diri sendiri,” ujar dr. Ardian.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang berisi sejumlah klaim dampak negatif berbagai jenis KB pada perempuan adalah sebagian benar.

Beberapa jenis KB membawa manfaat seperti mengurangi risiko kanker, tapi ada jenis KB yang kurang efektif. Sehingga penggunaan kontrasepsi atau KB harus dikonsultasikan dengan dokter.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Cek Fakta Tempo telah hadir selama lima tahun membantu publik menghadirkan informasi yang sesuai fakta, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Kami membutuhkan masukan Anda agar cek fakta Tempo terus relevan menjawab kebutuhan pembaca serta menghadapi tantangan disinformasi yang semakin kompleks. Semoga Anda bisa meluangkan waktu selama 5 menit untuk mengisi survei pada tautan ini.

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]

Artika Rachmi Farmita

Artika Rachmi Farmita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus