Data

Kecepatan Internet Global Meningkat Pesat

25 Oktober 2023 | 15.20 WIB

https://statik.tempo.co/data/2022/11/11/id_1156114/1156114_720.jpg
material-symbols:fullscreenPerbesar

Ilustrasi kecepatan Internet

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Berdasarkan penelitian Cable.co.uk, rata-rata kecepatan internet global pada tahun ini mencapai 46,79 megabit per detik (mbps). Angka itu meningkat dari tahun 2022, yang saat itu tercatat sebesar 35,98 mbps.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penelitian yang dilakukan Cable.co.uk sejak 2017 menunjukkan bahwa proses mengunduh di level global terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2017, saat itu rata-rata kecepatan mengunduh hanya 7,41 mbps. Namun, kini kecepatannya telah mengalami peningkatan lebih dari enam kali lipat. Kenaikan pesat terjadi pada tahun 2020, dengan peningkatan mencapai lebih dari dua kali lipat.

Seperti tampak pada peta di atas, negara-negara yang memiliki internet tercepat terpusat di wilayah Eropa Barat, dan Amerika Utara. Cable.co.uk menyebut bahwa internet tercepat berada di kawasan Eropa Barat dengan kecepatan mengunduh rata-rata 118,69 mbps, disusul Amerika Utara (94,02 mbps).

Kecepatan internet yang mumpuni di dua wilayah tersebut tidak lepas dari kehadiran infrastruktur pendukung. Faktor lain berupa wilayah yang relatif kecil serta jumlah penduduk yang relatif sedikit juga berpengaruh. Alhasil, pemasangan jaringan fiber Fiber to the Premises (FTTP) dan keterjangkauan internet 5G juga relatif lebih mudah. Hal ini terlihat dari dominasi negara-negara dengan wilayah kecil dan berpenduduk relatif sedikit dalam kategori 10 negara dengan internet tercepat, seperti tampak pada visualisasi di bawah. 

Sedangkan Indonesia mencatatkan kecepatan internet 14,3 mbps pada tahun ini, dan berada di ranking 152 global. Sehingga, kecepatan internet Indonesia berada di bawah rata-rata kecepatan internet global.

Penelitian ini melibatkan 220 negara. Ada sejumlah negara yang tidak dimasukkan dalam penelitian, salah satunya Korea Utara. Hal ini disebabkan jumlah sampel uji IP unik yang terlampau kecil, yakni kurang dari 100.

Faisal Javier

Faisal Javier

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum