Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lelaki etnis Chin, Htang Ling Kaw, saat akan meninggalkan rumah tetanggamya Laing Awidi Kyar desa Do, Chin, Myanmar. AP/Gemunu Amarisinghe
Wanita etnis Chin dengan wajah bertato tradisional, serta mengenakan thanaka, kosmetik khas wajah-yang banyak digunakan oleh perempuan Burma. AP / Gemunu Amarasinghe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yaw Shen, seorang perempuan etnis Chin tersenyum, saat beristirahat di Mindat, Chin, Myanmar. Sejarah etnis Chin dimulai sekitar abad 17 hingga 19, mereka diperkirakan masuk Myanmar sekitar abad 9. AP / Gemunu Amarasinghe
Orang Chin bernama Mang Shwe, berburu selama lebih dari 35 tahun, kepala hutan di Desa Kyar Do, Chin di Myanmar. Saat ini jumlah etnis Chin diperkirakan menyentuh angka 1,5 juta orang yang terdiri dari beberapa sub-kelompok. AP / Gemunu Amarasinghe
Anak laki-laki dari etnis Chin di Mindat, Chin, Myanmar. Etnis Chin percaya bahwa mereka dibuang ke sebelah barat dari tempat asal mereka, serta bermigrasi ke timur dan mulai menjadi penggembala dan penyembah dewa. AP / Gemunu Amarasinghe
Orang-orang etnis Chin berkumpul di Kyar, Desa Do untuk menonton turnamen sepak bola. Menurut Organisasi Hak Asasi Manusia Chin CHRO, saat ini minoritas Chin bergantung pada pertanian, dan hidup dalam tekanan pemerintah yang berkuasa. AP / Gemunu Amarasinghe
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini