Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Nocturnal enuresis atau mengompol adalah sesuatu yang biasa dialami anak dan berangsur berkurang dan menghilang seiring waktu. Namun, jika anak masih mengompol setiap hari, bahkan setelah berusia 6 tahun, itu mungkin butuh perhatian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Biasanya, seorang anak berhenti mengompol pada usia 7 tahun. Jika anak mengompol sesekali, mungkin karena banyak faktor, seperti terlau banyak minum sebelum tidur atau suhu kamar yang rendah. Namun, jika anak sudah terlalu besar mengompol, Anda mungkin harus melihat penyebabnya. Ada beberapa jenis ngompol yang dialami anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Mengompol primer
Ini adalah kondisi anak belum tumbuh dari kebiasaan mengompol, mungkin karena sejumlah alasan. Bisa saja karena kandung kemih anak kurang berkembang atau masih berkembang dan tidak dapat mengontrol urine untuk waktu yang lama, atau anak tersebut menghadapi kesulitan dalam mengenali kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi ketika kandung kemih penuh. Atau, dia memiliki kebiasaan ke kamar mandi yang buruk atau perilaku keras kepala ketika datang ke kamar mandi dan peningkatan produksi urine karena kelebihan kafein atau diuretik dalam makanan anak.
2. Mengompol sekunder
Jika anak sudah berhenti mengompol dan sudah seperti itu selama 12 bulan, tetapi baru saja mulai, itu mungkin karena ada diabetes, abnormalitas urine, infeksi saluran kemih, stres sosial, masalah psikologis, dan faktor genetika.
Diagnosis mengompol
Biasanya, anak-anak berhenti mengompol pada usia 7 tahun. Dokter tidak menyarankan segala bentuk bantuan untuk mengompol pada anak di bawah 7 tahun karena mungkin hanya tahap terakhir dari latihan memakai kamar mandi. Namun, jika anak telah berhenti mengompol selama setidaknya 12 bulan dan mulai lagi, mengompol sebanyak 3-4 kali seminggu dan telah melalui ini setidaknya selama beberapa bulan, Anda dapat mencari bantuan medis. Dokter mungkin memerlukan riwayat lengkap dan melakukan ujian tertentu untuk mencapai kesimpulan untuk penyebab pasti mengompol anak.
Terlepas dari perubahan gaya hidup di atas, mengompol pada anak-anak dapat diselesaikan melalui beberapa perubahan pola makan. Studi tertentu telah menemukan makanan berikut memiliki efek positif untuk anak-anak yang masih mengompol.
1. Jus kranberi
Dikenal sebagai salah satu solusi paling efektif untuk mengompol, jus kranberi jika diminum pada malam hari tepat sebelum waktu tidur memang merupakan solusi yang cukup alami untuk mengatasi mengompol, secara khusus diketahui bekerja pada kasus mengompol yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
2. Kenari dan kismis
Kaya akan serat alami, kenari dan kismis adalah obat alami yang efektif untuk mencegah anak mengompol. Makanan ini juga mengandung kalium tinggi, yang merupakan mineral yang sangat diperlukan dalam perkembangan anak-anak.
3. Sereal
Sereal gandum utuh cenderung meningkatkan kapasitas retensi air pada anak-anak. Memberi makan sereal seperti gandum, beras kembung, cornflake, atau dedak gandum akan membantu anak mengompol secara efisien.
4. Pisang
Pisang adalah obat lain yang populer. Buah ini mampu mencegah cairan berlebih mengalir ke kandung kemih.
5. Kayu manis dan madu
Sifat hangat kayu manis dan madu telah dikenal untuk mencegah mengompol pada anak-anak, terutama jika disebabkan oleh diabetes pediatrik.
6. Kemangi
Obat kuno untuk menyembuhkan inkontinensia urine pada anak-anak, daun kemangi yang digoreng dan dibuat pasta dengan madu dikenal sebagai obat yang manjur. Sifat antiseptik kemangi juga akan membantu melawan infeksi di kandung kemih.
7. Teh herbal
Secangkir teh herbal hangat yang terbuat dari suoquan dapat mencegah aliran urine saat tidur. Walaupun mungkin perlu beberapa saat bagi anak-anak untuk terbiasa dengan teh herbal, konsumsi yang konsisten akan mengurangi mengompol anak.
8. Menghindari permen
Zat aditif yang digunakan dalam pembuatan permen dan cokelat dapat menambah inkontinensia waktu malam pada anak-anak. Karena itu, sebaiknya hindari memberi anak sesuatu yang manis atau dibuat secara artifisial sebelum waktu tidur.