Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang dialami ibu hamil bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan. Orang yang punya hipertensi memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Selain membahayakan janin, hipertensi dapat menghambat aliran darah ke plasenta, solusio plasenta atau plasenta terlepas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan, pembatasan pertumbuhan intraurin, bayi lahir prematur bahkan meningkatkan resiko penyakit jantung.
Laman publikasi Journal of Healthcare Technology and Medicine menyebutkan, di Indonesia hipertensi dalam kehamilan menduduki peringkat kedua tertinggi penyebab kematian ibu setelah perdarahan. Dalam hal ini preeklampsia berat merupakan penyebab terbesar dalam kelompok hipertensi dalam kehamilan yang menimbulkan komplikasi hingga menyebabkan kematian ibu.
Baca : Janin Pipis Dalam Kandungan, Ini yang Dirasakan Ibu Hamil
Mengutip laman Medical News Today, terdapat tiga jenis tekanan darah tinggi selama kehamilan. Pertama, hipertensi kronis atau seseorang yang sudah memiliki riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan. Ada pula jenis hipertensi gestasional yaitu tekanan darah tinggi baru mulai terjadi saat kehamilan. Kondisi ini terjadi apabila tekanan sistolik minimal 140mmHg dan tekanan diastolik mininal 90 mmHg.
Jika tekanan darah ibu hamil mencapai >160/110 mmHg komplikasi serius dapat terjadi. Hipertensi gestasional biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi dapat bertahan dan meningkatkan risiko hipertensi kronis dikemudian hari.
Terakhir, preeklampsia yaitu tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan atau setelah melahirkan. Pada kondisi ini tekanan darah sekurang-kurangnya 140/90 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi setelah kehamilan 20 minggu atau pada periode setelah melahirkan.
Dampak yang bisa terjadi pada janin akibat preeklamsia selama kehamilan yaitu dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah, menurunkan aliran darah ke plasenta, kerusakan plasenta prematuritas, dismaturitas dan kematian janin dalam kandungan.
Bak kata pepatah, "lebih baik mencegah daripada mengobati". Agar terhindar dari buruknya dampak hipertensi pada ibu hamil maka diperlukan upaya pencegahan.
Mengutip laman cleveandclinic.org, hal terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah tekanan darah tinggi selama kehamilan yaitu pertahankan berat badan dan mengonsumsi makanan yang sehat. Rutin olah raga, menghindari alkohol dan tidak merokok saat hamil. Laman ners.unair.ac.id menambahkan upaya pencegahan lainnya. Yaitu, meningkatkan suplementasi kalsium, makanan yang mengandung antioksidan, dan melakukan diet seimbang kaya protein.
NOVITA ANDRIAN
Baca : Janin Bisa Buang Air Besar Dalam Kandungan, Membuat Keruh Ketuban dan Sebabkan Keracunan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini