Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hidangan yu sheng merupakan kuliner yang populer saat perayaan tahun baru Imlek. Yu sheng hidangan yang bermakna keberkahan dan kemakmuran. Yu Sheng, terdiri atas campuran acar sayuran, ikan mentah, dengan saus dan bumbu lainnya. Mengutip dari situs web Butterkicap, muasal hidangan yu sheng berasal dari mitologi Cina tentang Dewi Nuwa berkaitan dengan mula kehidupan manusia di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1920-an, imigran Cina bernama Loke Ching Fatt datang ke Malaya. Ia berbisnis jamuan makanan Cina untuk pernikahan dan berbagai acara lainnya. Loke Ching Fatt menggunakan lebih dari 30 bahan untuk hidangan yu sheng dalam tradisi Kanton, Teochew, dan Hokkien.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Loke Ching Fatt juga memperkenalkan resep saus manis buatannya. Sejak saat itu yu sheng menjadi bagian tradisi tahunan masyarakat Kanton. Sampai sekarang yu sheng bisa ditemukan saat Imlek di seluruh Asia Tenggara.
Santapan khas Imlek ini biasanya menggunakan bahan campuran sayuran, antara lain selada, wortel, lobak, dan kubis. Rasanya bermacam-macam saat lidah mencecap makanan itu, karena perpaduan manisan, saus plum, juga bumbu asin ikan salmon dan gurih kerupuk pangsit.
Yu sheng merupakan hidangan yang disantap bersama. Sebelum bersantap, biasanya mereka berucap permohonan kebaikan yang diharapkan pada tahun baru Imlek. Kemudian, sari lemon dituangkan di atas irisan ikan.
Setelah itu biji wijen dan repihan kacang ditaburkan. Saus dan minyak wijen pun dituangkan di atas hidangan itu. Irisan ikan salmon dan kerupuk pangsit juga dicampurkan.
Campuran berbagai bahan itu dilakukan bertahap. Setelah semua bahan terkumpul dalam satu piring diaduk bersama-sama. Saat mencampur menggunakan sumpit, adukan terus diangkat ke atas. Semakin tinggi adukan diangkat, sebagai simbol mencapai keberkahan pada tahun baru Imlek.
BALQIS PRIMASARI