Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BRGM Bersinergi Cegah Karhutla

Meskipun terjadi El Nino, tahun ini kebakaran hutan dan lahan gambut dapat diminimalisir

17 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kabadan BRGM Hartono Prawiraatmadja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada tahun 2015 menghanguskan 2,6 juta hektare hutan dan lahan gambut. Agar kejadian tidak terulang, ragam upayapun dilakukan untuk mengantisipasinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satunya dengan mengembangkan platform Pranata Informasi Restorasi Ekosistem Gambut dan Mangrove (PRIMS). Melalui fitur-fitur yang ditawarkan platform itu, kondisi lahan gambut dan mangrove terkini dapat diketahui, serta memantau kemajuan kegiatan restorasi dan dampaknya terhadap lahan gambut dan mangrove.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diketahui, PRIMS memiliki fitur untuk menganalisa indikasi pembukaan dan pengeringan gambut. Pada fitur ini pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan untuk mencegah dan mengurangi dampak dari pembukaan dan pengeringan gambut. 

Selain berdasarkan fitur yang ada di PRIMS, informasi yang diperoleh dipadukan dengan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). “Dari instrumen yang kita pasang di lapangan untuk memonitor hasil kerja kita, kemudian dipadukan dengan data yang dihasilkan oleh BMKG itu bisa untuk memprediksi kekeringan gambut di satu wilayah,” kata Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Hartono Prawiraatmaja, belum lama ini.

Platform ini juga dapat melihat sebaran aktivitas restorasi gambut. “Sehingga dapat melihat persebaran aktivitas restorasi gambut dan mengidentifikasi perencanaan restorasi,” ujarnya. 

PRIMS juga dapat memantau tinggi muka air tanah lahan gambut. Pemangku kepentingan dapat menggunakan data PRIMS untuk mengelola tinggi muka air ke level aman sehingga memastikan lahan gambut selalu basah. Platform ini juga dapat mengukur kelembapan lahan gambut untuk manajemen risiko kebakaran. Pemangku kepentingan dapat mengetahui tingkat kelembapan lahan gambut untuk memantau efektivitas intervensi pembasahan gambut.

Selain itu, PRIMS juga menyuguhkan fitur memantau sebaran titik panas di provinsi prioritas. Melalui fitur ini, pemangku kepentingan dapat memprioritaskan area dengan indikasi kebakaran dan mengambil keputusan tindakan pemadaman. “Platform ini juga memiliki fitur memprediksi potensi kebakaran di area yang rentan (dalam pengembangan). Berkat fitur ini, pemangku kepentingan dapat mendeteksi dini area dengan risiko kebakaran tinggi dan melakukan mitigasi untuk mencegah karhutla,” tambah Hartono. 

Dari hasil prediksi BMKG dan informasi yang diperoleh PRIMS, BRGM dapat membuat tindakan yang diperlukan berdasarkan prakiraan cuaca. “Jika ada perkiraan BMKG dan wilayah gambut tersebut kekeringan, maka diputuskan untuk membuat hujan buatan.”

Hujan buatan ini, kata Hartono, saat ini lebih efektif. BRGM bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menghasilkan hujan buatan. “Tentunya ini kerjasama dengan berbagai pihak. Selain BRIN, terdapat juga Komando Daerah Militer, Kepolisian Daerah, dan dana diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).”

Hartono mengatakan, karena itulah tahun ini meskipun terjadi El Nino namun kebakaran hutan dan lahan gambut dapat diminimalisir. “Setelah sekian tahun kita mengalami kebakaran berulang, rupanya kita belajar. Banyak yang kita lakukan secara terkoordinasi sehingga pencegahan karhutla di semua titik gambut bisa kita lakukan.”

Hartono memiliki catatan untuk penggunaan hujan buatan. Sebaiknya dilakukan setelah terjadi penyerbukan pada tanaman seperti duku dan durian. Hal itu dilakukan agar buah yang dihasilkan tanaman dapat tumbuh dan tidak mati karena bunga tersiram air hujan buatan. 

Di tahun ini, hujan buatan juga berguna untuk mengisi waduk-waduk yang kering. “Karena El Nino, ada dua kekhawatiran. Selain Karhutla, cadangan air di waduk-waduk pun berkurang sehingga berpotensi gagal panen.”

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus