Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Martin Sasue memacu sepeda motornya dari rumahnya di Desa Tarun, Kecamatan Melonguane, ke kampung halamannya di Desa Bowombaru Utara, Kecamatan Melonguane Timur, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, sejauh 30 kilometer, Kamis, 28 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Talaud itu bergembira. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Satria-1 dan 4.990 base transceiver station (BTS) 4G di seluruh Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Martin berharap pasca kedatangan Jokowi membawa perubahan akses digital di kampung halamannya. Selama ini, akses internet di Desa Bowombaru Utara sangat terbatas. “Ada internet, tapi sangat lambat,” ujarnya terkekeh.
Padahal layanan internet, kata Martin, sangat dibutuhkan pelajar, tenaga kesehatan dan layanan publik. Selama ini, para pelajar kadang harus pergi ke kota kecamatan atau kota kabupaten untuk mengakses data atau bahan pelajaran. “Kadang mereka juga ke pantai yang biasanya sinyal internet agak lumayan,” tuturnya.
Dia menceritakan pada saat pembukaan pendaftaraan anggota TNI/Polri warung internet atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas wifi dipenuhi calon pendaftar. Di era digital, kebanyakan instansi pemerintahan membuka pendaftaran secara online. “Pemilik warung internet sampai menyediakan tikar agar calon pendaftar bisa mengakses secar bergantian,” kata Martin.
Harapan yang sama juga dikemukan Guru Kelas I Sekolah Dasar Negeri Pulutan, Suriakni Lalandos. “Semoga setelah peresmian BTS akses internet di sekolah semakin lancar,” ujarnya. Dia bersama siswa-siswi Kelas V-VI ikut menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Desa Bowombaru yang berjarak sekitar 18 kilometer dari sekolahnya di Pulutan.
Suriakni menceritakan akibat keterbatasan internet, dia bersama guru lain mengisi data pokok pendidikan (dapodik) membutuhkan waktu sampai satu minggu. “Itu baru mengisi dapodik, belum mengirimkannya ke dinas pendidikan,” tuturnya.
Begitu juga pada saat siswa-siswi kelas VI mengikuti asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Karena keterbatasan akses internet di sekolah, para murid mengikuti asesmen di sekolah menengah atas (SMA) yang memiliki fasilitas teknologi informasi komputer. “Kami harus menyiapkan kendaraan dan ikut mendampungi murid untuk mengikuti ANBK di sekolah lain yang berjarak sekitar 10 kilomemeter dari SDN,” kata Suriakni.
Adapun Wakil Bupati Kepulauan Talaud, Moktar Arunde Parapaga, mengakui tinggal lima persen wilayahnya belum tersentuh jaringan internet. “Meski akses internet lamban, 95 persen wilayah di Talaud bebas blank spot,” ujarnya.
Moktar berharap selain akses internet, pasokan listrik di Kepulauan Talaud juga diperbaiki karena sering padam. “Dalam satu hari bisa tiga sampai empat kali padam,” ungkapnya.