Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL - Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rizal Martua Damanik menilai pencapaian pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Tanah Air, harus dimulai dari daerah pinggiran. “Ini sesuai dengan program Nawacita yang dicanangkan Presiden Jokowi,” ujarnya, di sela acara pertemuan Partners in Population and Development (PPD) 2017 dan Konferensi Internasional Antarmenteri untuk Kependudukan dan Pembangunan ke-14, di Ballroom Hotel Hyatt Regency, Yogyakarta, Rabu, 29 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Intinya, ujar Rizal, BKKBN mencoba merumuskan bagaimana kota yang sustinable, nyaman, dan bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanya untuk jangka pendek tapi juga jangka panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk merealisasikan 17 program SDGs yang dicanangkan PBB mulai 2015–2030, kata Rizal, bukan hanya masalah BKKBN. “Karena dipengaruhi banyak faktor yang lintas departemen dan lintas instansi, BKKBN akan berkoordinasi dengan berbagai pihak. BKKN mengimplementasikan hal ini dengan program kampung KB dan program pusat informasi kependudukan (PIK), yang mana sasarannya adalah kelompok generasi muda,” katanya.
Pembentukan kampung KB ini, tambah Rizal, bertujuan meningkatkan kualitas hidup berdasar siklus reproduksi. “Artinya, kita tidak hanya menyasar pada pasangan usia subur saja, melalui pemasangan alat kontrasepsi, misalnya, itu dulu. Sekarang, juga untuk meningkatkan kualitas hidup dari bayi, anak-anak, generasi muda, ibu rumah tangga, dan lansia, semua di perhatikan,” ucapnya.
Rizal mengatakan hal tersebut menjadi sesuatu yang luar biasa. Kampung KB dan PIK ini baru tahun kedua dan ada di Yogyakarta, targetnya semua provinsi di setiap kecamatan harus ada kampung KB. “Ini menjadi satu-satunya di dunia dan adanya di Indonesia, para delegasi dari 26 negara PPD ini sangat tertarik ingin tahu dan menerapkannya di negaranya,” tuturnya.
Selain itu, Rizal menambahkan, BKKBN juga melakukan pesan-pesan kependudukan lewat pertunjukan kebudayaan, seperti wayang orang dan tari-tarian. “Pesan KB juga akan dilalukan lewat permainan tradisional, misal engklek atau ular tangga, yang dimodifikasi dengan pesan-pesan moral tentang pembangunan remaja serta ibu rumah tangga. Jadi, kita tidak hanya bicara tapi harus melakukannya,” ujarnya.
Kampung KB ditargetkan hadir di setiap kecamatan di semua provinsi di Indonesia. “Pada 2018, semoga akan ada instruksi presiden. Ini akan menjadi tugas bersama lintas departemen atau instansi, tugasnya akan dibuat lebih jelas untuk menuju target kampung KB tadi,” tuturnya. (*)