Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Gaung Generasi Muda Indonesia di Olimpiade Dunia

Nama Indonesia di Olimpiade Sains dan Matematika dunia begitu
menonjol. Hal ini membuktikan Indonesia berpotensi besar
menjadi negara maju.

22 Agustus 2017 | 21.02 WIB

Gaung Generasi Muda Indonesia di Olimpiade Dunia
Perbesar
Gaung Generasi Muda Indonesia di Olimpiade Dunia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO NASIONAL - Ada anggapan selama ini pendidikan Indonesia tertinggal. Namun, dalam ajang olimpiade olahraga, matematika, dan sains di tingkat internasional, bendera Merah Putih mampu berkibar tinggi. Pada olimpiade bidang olahraga dan sains di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, termasuk sekolah luar biasa 2016/2017, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirim 11 anak berprestasi tingkat sekolah menengah atas.


“Setiap tahun, terdapat sekitar 30 kompetisi internasional. Sedangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan baru mampu membiayai 10-15 kompetisi tingkat dunia,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Thamrin Kasman setelah peringatan kemerdekaan Indonesia di Jakarta.


Anak-anak berprestasi yang dikirim adalah Dwi Fadhillah dan Nicky Dwi Oktari dari sekolah menengah atas negeri (SMAN) 3 Medan serta Zella Zettira asal SMA Yasporbi 1 Jakarta yang meraih emas di kejuaraan karate internasional "Coupe International de Kayle" pada 2016. Lalu Gerry Windiarto asal SMA MH Thamrin Jakarta dan Ferris Prima Nugraha asal SMA BPK Penabur Gading Serpong yang meraih emas di 48th International Physics Olimpiade 2017. Selain itu, Dean Fanggohans asal SMAN 8 Pekanbaru yang meraih emas di ajang 48th International Chemistry Olympiad 2017 dan Muhammad Naufal Giffari asal SMAN 1 Mataram yang meraih emas di International Foundation Arts and Culture.


Kementerian Pendidikan mengakui efisiensi anggaran membuat kementerian selektif memilih kompetisi yang didanai, apalagi kalau negara yang didatangi sangat jauh, misalnya, Olimpiade Fisika di Amerika Serikat. Thamrin menjelaskan, pihaknya akan mencoba menjalin kerja sama dalam hal pembiayaan dengan pemerintah daerah dan swasta agar memfasilitasi lebih banyak anak Indonesia untuk unjuk prestasi di ajang internasional. “Pada kompetisi internasional, Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) hanya men-support dari sisi akomodasi serta transportasi. Selebihnya dana dari pemda (pemerintah daerah) dan orang tua masing-masing, terutama untuk keperluan pribadi,” ujarnya.


Dalam tiga tahun terakhir, setidaknya Indonesia telah memboyong 41 medali emas, 49 medali perak, juga 46 medali perunggu di beberapa ajang internasional. Salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada para pemenang lomba adalah mengundang mereka pada upacara bendera peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-72 di Kementerian Pendidikan.


Dalam kesempatan tersebut, David Shane Goh, peraih emas di International Mathematic and Science Olympiade (IMSO) 2016, berbagi pengalamannya. Sejak enam bulan sebelumnya, David tekun belajar serta latihan soal-soal. Sedangkan karateka putra asal Samarinda, David Rahendra, mengatakan kuncinya adalah disiplin. Hal senada diungkap karateka putri asal Medan, Nicky Dwi Oktari.


Pengalaman itu menjadi cambuk bagi David Shane, David Rahendra, juga Nicky untuk terus berprestasi. Anak-anak muda ini hanya sebagian kecil dari prestasi generasi muda lainnya yang turut mengharumkan nama bangsa. Bukan tak mungkin suatu saat nanti, mereka yang akan menjadi pemimpin untuk Indonesia lebih baik. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus