Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pindang Serani Menu Para Nelayan yang Menjadi Pusaka Kuliner Jepara

Masyarakat nelayan Jepara memiliki kebiasaan memasak ikan di tengah laut yang kini populer dengan nama pindang serani.

19 November 2024 | 23.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Kuliner Jepara memiliki menu yang menjadi ciri khas daerah pesisir. Salah satunya yaitu pindang serani. Makanan ini telah menjadi menu identitas lokal Jepara yang berbahan baku olahan ikan yang berasal dari laut sekitar Jepara. Dengan garis pantai sepanjang 82,73 kilometer dan 34 desa pesisir yang tersebar di sembilan kecamatan, nelayan di Jepara memegang peran penting dalam mengelola sekaligus menjaga potensi luar biasa sektor perikanan di Jepara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagian besar nelayan Jepara melaut secara tradisional, meskipun ada juga yang menggunakan peralatan modern yang ditopang GPS (Global Positioning System) khusus untuk mengetahui lokasi ikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pindang Serani merupakan makanan khas keluarga nelayan ataupun disantap ketika berada di tengah laut, yang dikenal dengan aktivitas Miyang. Rata-rata nelayan Jepara beraktivitas melaut sejak pukul lima sore hingga pagi hari menjelang. Biasanya setiap perahu terdiri dari dua atau tiga orang untuk mencari ikan.

Masyarakat nelayan Jepara memiliki kebiasaan memasak ikan di tengah laut yang kini populer dengan nama pindang serani. Bahan bakunya berupa ikan segar yang ditangkap dari laut. Jadi bisa ikan apa saja termasuk cumi, rajungan, dan udang. Bumbu yang digunakan terhitung sederhana, seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan garam. 

Di masa lalu, pindang serani hanya disebut pindang saja. Sebagian nelayan ada yang menyebut sebagai pindang cemplung atau pindang kuning. Nama serani ini berasal dari kata sere (serai), yang diberikan imbuhan di-dan akhiran -ni. Menjadi disereni (diberi daun serai). Karena diucapkan dengan cepat maka menjadi serani. Istilah ini diperkirakan muncul sekitar tahun 1970an.  

Para nelayan yang jangkauan melaut dekat dengan daratan membawa bekal nasi matang sebagai paduan lauk pindang serani. Sedangkan yang melautnya jauh membawa beras untuk dimasak di kapal. Mereka juga membawa kudapan dan kopi. 

Memasak di laut di atas kapal ini memerlukan keahlian tersendiri. Dimasak cepat dalam kondisi bergoyang dihantam gelombang dan angin laut. Sebelum ada kompor gas dan minyak tanah, para nelayan memasak dengan menggunakan kayu, kompor spiritus, bahkan menggunakan lampu petromax.

Ada juga nelayan yang memasak di atas bagang, yaitu bangunan tempat istirahat nelayan di tengah laut. Bagang ini dilengkapi jaring penangkap ikan di bawahnya. Pada malam hari bagang tampak terang oleh lampu nelayan yang memasak di atas bagang. Cara memasaknya pun cukup mudah. Semua bahan tinggal dimasukkan ke dalam air mendidih.

Beberapa jenis ikan tangkapan yang digunakan untuk memasak pindang serani yaitu, manyung/jambal roti, layur, kerik, tengiri, kerapu macan, patikoli, kakap putih, tambak moncong, barakuda/tunul, serta ikan kembung. 

Awalnya pindang serani hanya dimasak para nelayan sewaktu melaut. Tetapi karena kelezatannya, mereka juga memasaknya di rumah. Pindang serani ini sangat cocok dimakan pada siang ataupun malam hari. Kesegaran dan kelezatan pindang serani pun semakin populer dan meluas tidak hanya di Jepara saja. 

Saat ini, pindang serani menjadi menu khas yang disajikan oleh banyak rumah makan tradisional di Kota Kabupaten Jepara. Di kawasan wisata Pantai Kartini misalnya, pindang serani menjadi menu favorit wisatawan.

Sebagian orang yang menyantap merasakan khasiat pindang serani yang mampu memberikan rasa hangat. Hal itu karena racikan bumbu rempah seperti merica, jahe, dan kunyit di dalam masakan pindang serani membuat tubuh menjadi hangat. Cocok untuk para nelayan ketika melaut.

Semua nelayan Jepara memiliki kemampuan memasak pindang serani. Selain bumbunya mudah didapat, cara memasaknya juga sederhana relatif cepat. Saat ini bumbu dan bahan pindang serani sudah lebih lengkap, yaitu; belimbing wuluh, kemiri, merica, bawang merah, cabai rawit, daun jeruk purut, serai, garam, bawang putih, asam  jawa, serai, dan gula pasir. 

Berikut cara memasak pindang serani ala nelayan Jepara; bawang merah, bawang putih, kemiri, dan cabai rawit dihaluskan menjadi satu. Selanjutnya masukkan bumbu, serai, daun jeruk purut, asam jawa, belimbing wuluh, garam, dan gula ke dalam panci berisi air mendidih. Terakhir masukkan potongan ikan dan tunggu sampai matang dan pindang serani siap disajikan. 

Saat ini pindang serani sudah menjadi makanan khas untuk menjamu tamu yang hadir di Pendopo Kabupaten Jepara. Rasanya tidak berlebihan jika pindang serani sebagai  makanan khas pesisiran nelayan Jepara menjadi salah satu Warisan Budaya Tak benda (WBTB) di Indonesia. (*)

Nugroho Adhi

Nugroho Adhi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus