Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Ratusan Alumni UGM Gelar Napak Tilas Pendirian 30 Tahun Prodi Magister Manajemen

Pelepasan para anggota nitilaku ini, ditandai dengan pelepasan burung merpati dan burung emprit sebanyak 30 ekor sebagai simbol usia 30 tahun.

10 Juli 2018 | 19.25 WIB

Alumni MM UGM melakukan nitilaku atau berjalan kaki dari kampus MM di jalan Kaliurang menuju gedung FEB UGM, Minggu, 1 Juli 2018.
Perbesar
Alumni MM UGM melakukan nitilaku atau berjalan kaki dari kampus MM di jalan Kaliurang menuju gedung FEB UGM, Minggu, 1 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

INFO METRO – Ratusan alumni, dosen, dan tenaga kependidikan, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM), menggelar napak tilas dengan melakukan nitilaku atau berjalan kaki dari kampus MM, di Jalan Kaliurang, menuju gedung FEB, yang berada di Kompleks Bulaksumur, dalam rangka mengenang sejarah pendirian prodi MM UGM 30 tahun lalu, Minggu, 1 Juli 2018. Pelepasan para anggota nitilaku ini ditandai dengan pelepasan burung merpati dan burung emprit sebanyak 30 ekor sebagai simbol usia 30 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Rombongan peserta nitilaku diiringi para penari Dolalak dari kelompok Tari Dolalak, Kaligesing, Kulonprogo. Selain itu, peserta juga membawa gunungan grebek salak yang dipanggul sepanjang perjalanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dekan FEB UGM Eko Suwardi mengatakan, pelepasan burung sebanyak 30 ekor menandai usia 30 tahun MM FEB UGM sebagai sekolah bisnis di Indonesia yang kini sudah menyandang akreditasi internasional AACSB. “Pelepasan burung ini juga untuk mendorong komitmen keberlanjutan dan kelestarian lingkungan dengan pengembangan pendidikan manajemen sustainability di MM UGM,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, sebelumnya, kepada wartawan, ketua prodi MM UGM Hani Handoko mengatakan, prodi MM UGM didirikan pada 2 juli 1988. Saat itu, Fakultas Ekonomi (FE), sekarang bernama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), mendapat mandat dari Dirjen Dikti untuk merespons kebutuhan pendidikan pascasarjana prodi manajamen. “Dulu mahasiswanya hanya 40 orang, sekarang sudah 2.000 lebih, baik di kampus Jogja dan Jakarta, dengan alumni mencapai 11 ribu orang,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan pengelola MM UGM Kampus Jakarta, Eduardus Tandelilin, yang menyebut pemikiran awal pendirian MM UGM kampus Jakarta untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi pendidikan manajemen di Indonesia. “Sebab pusat bisnis Indonesia berada di Jakarta. Pemikiran awal ketika itu, bila ingin memberikan kontribusi untuk menghasilkan tenaga profesional bidang manajemen harus hadir di Jakarta,” ucapnya.

Ia menerangkan, Kampus MM UGM Jakarta sudah ada sejak 20 tahun lalu atau persisnya 10 setelah prodi MM ini berdiri. Pendirian sekolah bisnis di Jakarta ini tidak mudah dan penuh dengan tantangan. Bahkan, ada pihak yang menganggap prodi ini sebagai kelas jauh UGM dan lulusannya tidak diakui. Tandelilin menepis anggapan tersebut. “MM FEB UGM kampus Jakarta diakui Ristek Dikti dan memiliki penilaian akreditasi BAN PT terpisah dengan kampus induk,” tuturnya.

Menurut dia, prasyarat mendirikan prodi MM UGM Kampus Jakarta ini setidaknya harus memiliki nilai akreditasi sama dengan kampus induk dan gedung perkuliahan pun tidak boleh sewa. “Akhirnya kita membangun kampus sendiri di Jakarta dan sekarang 80 persen mahasiswanya mayoritas sudah bekerja,” katanya. (*)

Nurul Tirsa Sari

Nurul Tirsa Sari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus