Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini, 6 Oktober 40 tahun lalu, Presiden Mesir ketiga, Anwar Sadat, tewas ditembak saat Festival Peringatan Hari Kemenangan pada Perang Yom Kippur melawan Israel. Peristiwa ini tentu mengguncang Mesir dan dunia. Sebab, bentuk pembunuhan seperti ini baru pertama kali terjadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Muhammad Anwar el-Sadat merupakan presiden Mesir yang ketiga. Presiden ini memperoleh penghargaan nobel perdamaian dari PBB karena berhasil mendamaikan Mesir dan Israel. Namun, perdamaian ini berbuntut pada penjemputan ajalnya. Siapakah Anwar Sadat sebenarnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sadat adalah seorang politisi handal asal Mit Abu Al Kum, Al-Minufiyah, Mesir. Lahir pada 25 Desember 1918, sehingga ia besar ketika Mesir masih di tangan Inggris. Sadat merupakan 13 bersaudara dan tumbuh dalam keluarga yang serba miskin.
Kala itu, Inggris mendirikan sekolah militer di Mesir dan Sadat menjadi salah satu murid angkatan awal sekolah tersebut. Melansir laman biography.com, setelah lulus dari sekolahnya, ia terjun ke dunia politik. Salah satu orang yang dekat dengannya adalah Gamal Abdel Nasser, yang kemudian menjadi Presiden Mesir.
Pada 1950-an, ia berhasil membantu untuk menggulingkan rezim monarki di Mesir. Pada 1964, ia menjadi wakil presiden mendampingi Nasser. Pada 1970, ia menjadi presiden Mesir ketiga setelah Nasser meninggal dunia.
Pada 1967, semasa menjadi wakil presiden, Sadat menginisiasi dilakukannya Perang Yom Kippur untuk merebut kembali Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan Suriah yang sedang berada ditangan Israel. Perang ini kemudian berakhir pada gencatan senjata kedua dengan dimenangkan oleh pihak Mesir.
Melansir laman brookings.edu, sejak peristiwa itu, Sadat dikenal dengan “Hero of the Crossing” atau “Pahlawan Penyeberangan”. Pada 1977, Sadat ke Israel untuk melakukan perdamaian dengan pihak Israel. Pada 1979, ditandatangani perjanjian damai Mesir-Israel oleh Sadat dan Begin. Perjanjian perdamaian ini menghasilkan Nobel Perdamaian bagi Sadat dan Begin.
Namun, perjanjian ini tidak dipandang baik oleh masyarakat Mesir. Apalagi bagi para anggota Jihad Islam Mesir. Hal ini berbuntut pada tewasnya Anwar Sadat pada Festival Peringatan Hari Kemenangan pada Perang Yom Kippur 6 Oktober 1981. Ia dibunuh dengan cara dilempari granat dan ditembaki dengan peluru.
Otak dibalik pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat ini adalah Muhammad Abdus Salam Faroj dengan yang bertindak di lapangan adalah Kholid Islambuliy, Atho Thoyal, Abdul Hamid Abdus Salam, dan Husain Abbas.
JACINDA NUURUN ADDUNYAA