Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Australia Kontak Cina Sebelum Membeli Kapal Selam Nuklir, tapi Tak Diacuhkan

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyatakan pihaknya telah menawari Cina pengarahan mengenai pakta kapal selam bertenaga nuklir. Beijing tak merespons.

14 Maret 2023 | 10.40 WIB

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles. REUTERS/Sarah Meyssonnier
Perbesar
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles. REUTERS/Sarah Meyssonnier

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyatakan pihaknya telah menawari Cina pengarahan mengenai pakta kapal selam bertenaga nuklir yang bersama mitra AUKUS : Amerika Serikat dan Inggris. Akan tetapi, Beijing tidak menanggapi upaya komunikasi dari Canberra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Marles dalam jumpa pers yang disiarkan televisi Australia pada Selasa, 14 Maret 2023, mengatakan, pemerintah berkomunikasi intens dengan para pemimpin, termasuk di Pasifik dan Asia tenggara untuk memberitahu mereka tentang perjanjian AUKUS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Total Australia telah melakukan lebih dari 60 panggilan selama seminggu terakhir.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Senin, 13 Maret 2023, mengungkapkan rincian rencana menyediakan Australia dengan kapal selam serang bertenaga nuklir. Ini merupakan langkah besar untuk melawan ambisi Cina di Indo-Pasifik.

Di bawah kesepakatan itu, seperti tertuang dalam pernyataan bersama, Amerika Serikat bermaksud untuk menjual tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia kepada Australia pada awal 2030-an, dengan opsi bagi Australia untuk membeli dua lagi jika diperlukan. Perangkat itu dibangun oleh General Dynamics.

Kementerian Luar Negeri Cina pada pengarahan media bulan ini mengatakan, Beijing dengan tegas menolak perjanjian kapal selam nuklir. Cina sebelumnya mengutuk pakta kapal selam nuklir AUKUS sebagai tindakan ilegal proliferasi nuklir.

Pejabat Pertahanan Australia mengkonfirmasi program kapal selam bertenaga nuklir Australia dalam pakta AUKUS, bersama Amerika Serikat dan Inggris, akan menelan biaya hingga A$368 miliar atau sekitar Rp 3,7 kuadriliun selama tiga dekade ke depan. Ini merupakan program pertahanan tunggal terbesar negara itu dalam sejarah.

“Ini akan menjadi kemampuan berdaulat Australia – dibangun oleh warga Australia, dipimpin oleh Angkatan Laut Australia dan didukung oleh pekerja Australia di galangan kapal Australia,” kata Albanese di San Diego, California.

Inggris akan menerima pengiriman kapal selam SSN-AUKUS pertamanya pada akhir tahun 2030-an. Sementara Australia akan menerima yang pertama pada awal tahun 2040-an. Kapal akan dibangun oleh BAE Systems dan Rolls-Royce.

Pada Jumat lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menunjuk rencana pembangunan militer Beijing sendiri, termasuk kapal selam bertenaga nuklir. "Kami telah berkomunikasi dengan mereka tentang AUKUS dan mencari lebih banyak informasi dari mereka tentang niat mereka,” katanya.

Seorang pejabat senior AS mengatakan AUKUS mencerminkan meningkatnya ancaman Indo-Pasifik, bukan hanya dari Cina terhadap Taiwan dan di Laut Cina Selatan yang diperebutkan. Akan tetapi juga dari Rusia, yang telah melakukan latihan bersama dengan Cina, dan juga Korea Utara.

REUTERS

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus