Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Bongbong Marcos Beri Selamat kepada Prabowo, Ini Fakta tentang Keduanya

Ada banyak kesamaan antara Bongbong Marcos dan Prabowo Subianto.

21 Februari 2024 | 10.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong Marcos lewat akun X mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto, atas keunggulanya dalam penghitungan suara terakhir untuk menjadi Presiden Indonesia berikutnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya berharap dapat memperdalam hubungan bilateral PH dengan Indonesia, tetangga dekat dan mitra di ASEAN, terutama saat kita merayakan 75 tahun hubungan diplomatik pada tahun ini,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bongbong memiliki banyak kesamaan dengan Prabowo. Apa saja?

Meraih Kemenangan Telak

Hingga berita ini diturunkan, berdasarkan penghitungan suara KPU, Prabowo telah meraih suara 58.568.586 (58,77%) dari 73,24% TPS yang telah masuk. Dengan jumlah ini, Prabowo diperkirakan melaju sebagai Presiden Indonesia terpilih dalam satu putaran.

Bongbong juga meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden Filipina dengan 31.629.783 suara, atau lebih dari 16 juta suara, mengungguli kandidat presiden yang berada di posisi kedua, Leni Robredo. Ini kemenangan mayoritas pertama sejak revolusi 1986 yang menggulingkan kediktatoran mendiang ayahnya selama dua dekade.

Memilih Anak Presiden Pendahulu sebagai Wakil

Prabowo memilih Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi, sebagai wakil presiden. Kemenangan Prabowo tak lepas dari pengaruh Jokowi yang sangat besar di Indonesia.

Sementara Bongbong memilih Sara Duterte-Carpio, putri Presiden berkuasa saat itu, Rodrigo Duterte, sebagai pasangannya. Sara memanfaatkan dukungan luas ayahnya dan membantu Marcos untuk membuat terobosan di wilayah pemilih baru.

Berasal dari Lingkungan Penguasa Terlama

Prabowo adalah mantan menantu Presiden Kedua RI, Soeharto, yang memiliki masa jabatan terpanjang di Indonesia, yaitu 32 tahun. Soeharto dianggap sebagai presiden yang sangat berkuasa di Indonesia, mengawasi pemerintahan yang represif selama puluhan tahun sebelum dipaksa mundur saat terjadi protes massal dan krisis ekonomi pada 1998.

Bongbong adalah putra Ferdinand Marcos Sr yang mudur secara memalukan ke pengasingan selama " kekuatan rakyat" pemberontakan, 36 tahun lalu. Meskipun telah jatuh dari kekuasaannya, keluarga Marcos yang pernah berkuasa selama 20 tahun kembali dari pengasingan pada tahun 1990-an dan tetap menjadi kekuatan yang kuat dalam politik Filipina, mempertahankan pengaruhnya dengan kekayaan yang besar dan koneksi yang luas.

Ucapan Terima Kasih

Dalam pidato kemenangannya, Prabowo berterima kasih kepada mendiang mantan mertuanya, Soeharto.  

"Mengenai presiden kedua, saya mengenalnya dengan baik," katanya saat penonton di stadion olahraga Senayan bergemuruh. "Kenapa kalian tertawa? Kalian tidak percaya? Dengan presiden kedua, saya sering makan siang dengan beliau."

Bongbong juga memuji ayahnya, mendiang diktator, dalam pidatonya.

“Saya pernah mengenal seseorang yang melihat betapa sedikit kemajuan yang telah dicapai sejak kemerdekaan. Di negeri yang penduduknya mempunyai potensi prestasi terbesar, namun tetap miskin. Tapi dia menyelesaikannya. Terkadang dengan dukungan yang dibutuhkan, terkadang tanpa dukungan. Begitu juga dengan putranya – Anda tidak akan mendapat alasan dari saya,” katanya.

Mendapat Dukungan dari Kaum Muda

Menggandeng Gibran, Prabowo mampu meraup simpati pemilih muda. Ia mengatakan mengatakan bahwa lebih dari 100 juta pemilih muda di Indonesia adalah kunci kemenangannya. Teriakan untuk Suharto menandakan perubahan yang menakjubkan di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini, di mana para analis telah menyoroti meningkatnya ketidakliberalisasian, nepotisme, dan politik patronase kuno.

Bongbong memfokuskan kampanyenya di media-media sosial. Hasil pemilu menunjukkan dampak besar dari operasi media sosial yang canggih yang ditujukan untuk generasi muda Filipina yang lahir setelah revolusi, dan proliferasi informasi yang keliru yang menantang kisah-kisah sejarah era darurat militer Marcos.

Platform Kebijakan

Bongbong tidak memiliki platform kebijakan yang nyata, dan hanya berkampanye dengan pesan persatuan yang sederhana namun ambigu.

Sementara Prabowo, mantan jenderal yang kini menjadi menteri pertahanan ini maju dengan platform melanjutkan kebijakan presiden yang akan habis masa jabatannya, Joko Widodo, dan menjanjikan makan siang gratis untuk semua anak sekolah.

Jarang Hadir Debat

Bongbong dikritik karena melewatkan debat presiden dan hanya sedikit tampil di media selama kampanye, sehingga memungkinkannya untuk membatasi pengawasan dan mengontrol pesannya melalui jaringan influencer dan blogger yang diberikan akses luas ke acara-acaranya.

Sementara Prabowo dan Gibran disebut menjadi pasangan calon yang paling sering absen dialog publik. Mereka hanya mau menghadiri debat-debat yang diselenggarakan KPU. Pengamat menduga ini sebagai sebuah strategi yang sengaja mereka buat menghadapi Pilpres 2024. Sementara menurut sekretaris Tim Kampanye Nasional jika semua ide dikeluarkan sejak sekarang, maka tidak ada kejutan lagi saat debat resmi di KPU.

REUTERS | NPR

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus