Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Claudia Sheinbaum telah membuat sejarah dengan menjadi pemimpin perempuan pertama, singkatnya Presiden Meksiko setelah meraih kemenangan besar dalam pemilu terbaru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sheinbaum adalah ilmuwan bidang iklim dan mantan walikota Meksiko City. Dia memenangkan kursi orang nomor satu di Meksiko dengan suara 58,3 persen dan 60,7 persen berdasarkan hasil hitung cepat oleh Komisi Pemilihan Umum Meksiko. Ini adalah angka tertinggi dalam sejarah demokrasi Meksiko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia memanfaatkan popularitas Presiden Andres Manuel Lopez Obrador yang akan segera habis masa jabatannya, dan juga mewarisi kekerasan kriminal yang merajalela serta defisit fiskal yang besar yang ditinggalkan oleh pemerintahan petahana.
AMLO, mentor Claudia Sheinbaum, telah menghadapi berbagai kontroversi selama masa jabatannya sebagai presiden Meksiko. Salah satu isu yang menonjol adalah pendekatannya terhadap kartel narkoba, yang mengakibatkan perluasan pengaruh mereka di seluruh negeri. Di bawah kepemimpinannya, Meksiko mencatat rekor tertinggi dalam tingkat pembunuhan, mencerminkan meningkatnya kekerasan terkait narkoba.
Selain itu, menjelang akhir masa jabatannya, López Obrador melakukan belanja besar-besaran, terutama melalui program-program cek kesejahteraan yang dirancang untuk mendukung pekerja miskin. Kebijakan ini menjadikannya pahlawan di mata banyak warga Meksiko yang kurang mampu, tetapi juga menyebabkan negara tersebut terbebani dengan defisit fiskal terbesar sejak tahun 1980-an.
Berutang Kemenangan
Tantangan bagi Claudia Sheinbaum, 61 tahun, adalah bahwa ia berutang kemenangan kepada AMLO dan kini harus berhati-hati dalam menjalankan warisannya. Lopez Obrador mempunyai tingkat persetujuan sekitar 60%, yang berarti ia bisa dengan mudah memenangkan suara jika konstitusi tidak melarang presiden untuk mencalonkan diri kembali.
Sheinbaum, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Mexico City, dikenal sebagai sosok yang berkomitmen pada keadilan sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia. Dalam kampanyenya, ia menekankan pentingnya reformasi demokratis, transparansi pemerintah, dan peningkatan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Meksiko.
Jadi, meski Sheinbaum berjanji dalam kampanyenya untuk mengikuti visinya, dia tidak bisa membiarkan krisis keamanan publik semakin parah. Pemilu terbesar di Meksiko juga merupakan pemilu paling mematikan dalam sejarah modernnya.
Sejak usia enam tahun, ia sudah melihat orang tuanya terlibat dalam aksi protes selama periode yang dikenal sebagai "La Guerra Sucia" atau "Perang Kotor," salah satu periode paling kelam dalam sejarah modern Meksiko. Dalam dekade 1960-an hingga 1980-an, pemerintah Meksiko secara brutal menekan gerakan-gerakan pemberontakan dan oposisi politik. Banyak aktivis, mahasiswa, dan intelektual yang menjadi korban penghilangan paksa, penyiksaan, dan pembunuhan.
Saat itu tahun 1968, Partai Revolusioner Institusional (PRI) telah memerintah Meksiko dengan tangan besi selama beberapa dekade. Negara ini dilanda demonstrasi besar-besaran yang menuntut perubahan demokratis. Dalam sebuah insiden yang mengerikan, pada 2 Oktober 1968, sebanyak 400 mahasiswa yang sedang melakukan demonstrasi di Tlatelolco, Mexico City, dibunuh oleh tentara dan pasukan paramiliter.
“Untuk pertama kalinya dalam 200 tahun republik ini, saya akan menjadi presiden perempuan pertama Meksiko,” kata Sheinbaum kepada para pendukungnya, yang disambut dengan teriakan ‘presiden, presiden’.
Jalan Sheinbaum untuk memimpin Meksiko ke depan sangat berat. Dia harus bisa mewujudkan janji menambah kebijakan-kebijakan yang bisa meningkatkan kemakmuran masyarakat Meksiko meskipun anggaran terbatas dan rendahnya pertumbuhan ekonomi Meksiko. Dia berjanji pada para pendukungnya kalau pemerintahannya nanti akan bertanggung jawab secara fiskal dan menghormati otonomi Bank Sentral Meksiko.
MYESHA FATINA RACHMAN I SUCI SEKARWATI I SITA PLANASARI I IDA ROSDALINA
Pilihan editor: Calon Presiden Meksiko Perempuan Pertama, Ini Profil Claudia Sheinbaum Eks Wali Kota Mexico City