Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Joe Biden menyerang Donald Trump atas isu utama hak aborsi pada pemilu pada Selasa, 23 Januari 2024, Presiden AS saat ini disela oleh pengunjuk rasa pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata dan diakhirinya genosida Israel di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para pengunjuk rasa berteriak, "Genosida Joe harus pergi," menyela dia setidaknya 10 kali ketika dia berbicara dalam rapat umum di Manassas, Virginia, yang menandai acara kampanye publik pertamanya di tahun baru, bersama Wakil Presiden Kamala Harris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Biden kesulitan untuk memulai dan melanjutkan pidatonya namun berhasil melontarkan pernyataan yang tidak masuk akal, saat ia membubarkan para demonstran, dengan mengatakan, "Ini akan berlangsung untuk sementara waktu. Mereka sudah merencanakannya.”
Aktivis pro-Palestina mengibarkan bendera Palestina dan spanduk yang menyerukan gencatan senjata tetapi akhirnya dipaksa keluar dari unjuk rasa tersebut.
Rapat umum itu sendiri seharusnya membahas hak dan legitimasi aborsi, namun gangguan tersebut menunjukkan adanya masalah yang lebih besar yang mempengaruhi pemilu; perjuangan Palestina dan genosida di Gaza.
Melalui kebijakannya di Timur Tengah, Presiden AS secara aktif kehilangan suara dan negara bagian.
David Haener, seorang Demokrat dari New Boston, Michigan, mengatakan kepada CBS bahwa para pemilih di Michigan semakin menentang terpilihnya kembali Biden, menegaskan bahwa kebijakannya menentukan kekalahannya dan merugikannya dalam pemilu.
Jajak pendapat yang dilakukan pada Desember di Michigan menunjukkan bahwa hanya 27% pemilih Partai Demokrat yang antusias dengan terpilihnya kembali Biden, sementara sisanya merasa puas atau sangat kecewa.
AL MAYADEEN